Hantarkan martabak bolu hingga Belanda

Jum'at, 13 Januari 2012 - 18:18 WIB
Hantarkan martabak bolu...
Hantarkan martabak bolu hingga Belanda
A A A
Sindonews.com - Mengusung ingin tampil beda dengan martabak biasa, Surawiria Saputra (38) dan Nadia Damara Saputra (40) membuat inovasi dengan mengubah tampilan martabak yang biasa berminyak. Di tangan kedua kakak beradik ini, martabak dihadirkan tanpa minyak dan bentuknya pun lembut.

"Perbedaan utama terletak pada kelembutannya. Jajanan makanan oleh-oleh Bandung, martabak kami lembut seperti bolu. Makanya kami namakan Martabak Bolu,” terang Saputra.

Dimulai dari I Cie, panggilan akrab Saputra yang tidak asing dengan komposisi bahan martabak karena sebelumnya pernah berjualan martabak ala Bandung. Namun karena usaha tersebut tidak berlanjut, peralatan pembuatan jajanan makanan ini teronggok begitu saja. Makanya, Nadia menyarankan untuk membuka kembali usaha martabak, tetapi dalam versi lain.

Lewat proses yang panjang walaupun dengan bahan yang sama seperti membuat martabak biasa, akhirnya tercipta jajanan makanan oleh oleh Bandung, martabak seperti saat ini dengan kulit martabak yang tipis dan rasa yang lembut.

Nadia menjamin produknya itu bebas pengawet. Triknya hanya pada pengadonan. Berbeda dengan martabak umumnya, martabak bolu juga dimakan tidak dalam kondisi panas.

“Perbedaannya terutama pada proses pengadonannya. Kalau bahannya, sih, sama saja dengan martabak pada umumnya, terigu, telur, dan susu,” jelasnya.

Setelah memperoleh resep yang tepat namun kakak beradik ini tak sudi muncul tanpa konsep yang jelas. Maka dipikirkanlah konsep yang pas.

“Saya melihat, Bandung banyak dikunjungi turis dari Jakarta dan kota lainnya. Maka saya terpikir untuk membuat jajanan makanan yang bisa dijadikan oleh-oleh,” tutur Nadia.

Dari sini maka supaya pas dijadikan oleh-oleh, jajanan martabak bolu tentu harus tahan lama. Nyatanya, Martabak Bolu ini bisa bertahan tiga hari tanpa perubahan rasa dan seminggu di dalam lemari pendingin. Satu lagi syarat yang mereka pikirkan.

“Sebaiknya kan tidak berminyak-minyak supaya terlihat menarik ketika diantarkan kepada orang lain,” kata I Cie.

Setelah selesai soal kendala di martabak, mulai memikirkan sebuah kemasan yang menarik demi mendukung penjualan. "Sebagai oleh-oleh Bandung, kemasan bukan hanya harus indah dipandang mata, tetapi juga enak ditenteng. Maka terciptalah kemasan persegi panjang yang berbentuk laci. Untuk merek, mereka sepakat diberi nama Golden Bell, untuk mengabadikan nama yang pernah menjadi kebanggaan orangtua mereka," ungkap Nadia.

Untuk mempromosikan Martabak Bolu yang unik ini, Nadia yang memegang urusan marketing, tidak pasang strategi macam-macam. Bahkan tanpa gerobak berhias meriah atau spanduk besar. Nadia hanya aktif menawari segenap kerabat dan keluarga, martabak garapan mereka. Dia juga tak ragu membagikan Martabak Bolu ini pada hari ulang tahun salah satu anaknya di sekolah.

“Pokoknya siapa saja saya kasih icip-icip,” tuturnya bersemangat.

Tak sampai di situ, Nadia juga rajin mengirimi hotel-hotel di Bandung saat akhir pekan. Kalau perlu, setiap penghuni kamar di hotel tersebut dapat seloyang martabak. “Pokoknya saya tak berhitung soal untung-rugi. Yang penting orang coba dulu jajanan makanan oleh oleh Bandung martabak saya,” terang Nadia.

Tak hanya aktif mempromosikan secara offline, internet juga menjadi salah media Nadia untuk memasarkan martabak uniknya. Usaha Nadia tak sia-sia. Martabak Bolu yang dirintis dua tahun lalu ini mulai melejit sekitar empat bulan lalu.

Mematok harga per loyang Rp30-37 ribu untuk satu martabak bolu. Pilihan isinya pun beragam mulai dari keju, cokelat, kismis dan kacang atau padu padan di antaranya, sesuai pesanan pembeli. Jenis kacang yang digunakan berupa pasta selai yang sudah diolah kembali agar rasanya lebih enak. Jadi bukan cincangan kacang seperti pada umumnya.

Kini mereka bisa menjual tak kurang dari 250 loyang setiap harinya. Pembelinya datang dari berbagai kota, termasuk dari luar kota seperti Mojokerto, Surabaya, Semarang, Bali, Bogor, Banjar, tegal, Pekalongan, Kebumen, Sragen, Solo, hingga ke luar negeri seperti Singapura, Hongkong, Filipina, dan Belanda. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0793 seconds (0.1#10.140)