Peralihan BBM ke Gas sudah tepat
A
A
A
Sindonews.com - Dengan program yang akan direalisasikan beberapa waktu lagi, kesiapan pasokan gas beserta infrastruktur dan persediaan peralatannya pun masih menjadi kendala bagi banyak pihak.
"Sebetulnya konversi BBM ke gas itu betul, karena kita memang mempunyai gas yang banyak. Hal ini terlihat kita gak impor gas kan, karena kita mampu produksi sendiri dan kita mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri, selama pemerintah mempunyai police kebijakan untuk gas," ungkap pengamat ekonomi Anggito Abimanyu kepada Sindonews.
Artinya, harus ada kejelasan mengenai Domestic Market Obligasion (DMO) terhadap gas, jangan semua gas yang ada itu di ekspor, lalu pabrik-pabrik kekurangan gas, PLN juga kekurangan gas, padahal Indonesia sebagai penghasil gas, tapi kekurangan gas.
Disamping itu mengenai ketersediaan peralatan seperti Converter kit dan yang lainnya Anggito juga menambahkan bahwa pemerintah perlu mendorong pembangunan converter kit dalam negeri dan memanfaatkan hasil-hasil riset mengenai BBG yang telah dilakukan dilingkungan universitas atau lembaga riset lainnya.
Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama sebaiknya tidak dipaksakan ke satu institusi saja apalagi yang bukan kompetensinya."Sekitar 1-2 tahun kedepan Indonesia akan dapat memenuhi kebutuhan converter dalam negeri dengan harga yang lebih murah dan tidak impor," pungkasnya.
Sementara itu Anggito juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan safety education, serta standarisai komponen Converter kit, instalasi, sertifikasi teknisi, perawatan, kualitas BBG serta memastikan garansi ATPM tetap berlaku.
Sementara dari segi penghematan, Abimayu mengatakan jika dari hitungan per orang, pengalihan dari pertamax ke CNG memang lebih menguntungkan dibandingkan dari premium ke CNG, Premium ke LGV ataupun dari Pertamax ke LGV.
"Bahwa yang paling menguntungkan dengan investasi 15 juta untuk pembelian converter kit dari modifikasi mobil serta tabung penyimpanan gas adalah mengalihkan dari pertamax ke CNG," ujarnya.
Disamping itu secara umum untuk anggaran pendapatan negara, Anggito juga menghitung bahwa potensi penghematan subsidi BBM dengan kebijakan 1 April nanti untuk Jawa-Bali saja sangat besar.
Formula penghematan BBM dirincikan melalui Harga premium keekonomian sebesar Rp.8200 yang dikurangi dengan harga premium eceran sebesar Rp.4500 dan kemudian dikalikan dengan konsumsi premium sebesar 10,6 juta KL maka akan mendapatkan hasil sekitar 30T sampai dengan akhir tahun 2012. (ank)
"Sebetulnya konversi BBM ke gas itu betul, karena kita memang mempunyai gas yang banyak. Hal ini terlihat kita gak impor gas kan, karena kita mampu produksi sendiri dan kita mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri, selama pemerintah mempunyai police kebijakan untuk gas," ungkap pengamat ekonomi Anggito Abimanyu kepada Sindonews.
Artinya, harus ada kejelasan mengenai Domestic Market Obligasion (DMO) terhadap gas, jangan semua gas yang ada itu di ekspor, lalu pabrik-pabrik kekurangan gas, PLN juga kekurangan gas, padahal Indonesia sebagai penghasil gas, tapi kekurangan gas.
Disamping itu mengenai ketersediaan peralatan seperti Converter kit dan yang lainnya Anggito juga menambahkan bahwa pemerintah perlu mendorong pembangunan converter kit dalam negeri dan memanfaatkan hasil-hasil riset mengenai BBG yang telah dilakukan dilingkungan universitas atau lembaga riset lainnya.
Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama sebaiknya tidak dipaksakan ke satu institusi saja apalagi yang bukan kompetensinya."Sekitar 1-2 tahun kedepan Indonesia akan dapat memenuhi kebutuhan converter dalam negeri dengan harga yang lebih murah dan tidak impor," pungkasnya.
Sementara itu Anggito juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan safety education, serta standarisai komponen Converter kit, instalasi, sertifikasi teknisi, perawatan, kualitas BBG serta memastikan garansi ATPM tetap berlaku.
Sementara dari segi penghematan, Abimayu mengatakan jika dari hitungan per orang, pengalihan dari pertamax ke CNG memang lebih menguntungkan dibandingkan dari premium ke CNG, Premium ke LGV ataupun dari Pertamax ke LGV.
"Bahwa yang paling menguntungkan dengan investasi 15 juta untuk pembelian converter kit dari modifikasi mobil serta tabung penyimpanan gas adalah mengalihkan dari pertamax ke CNG," ujarnya.
Disamping itu secara umum untuk anggaran pendapatan negara, Anggito juga menghitung bahwa potensi penghematan subsidi BBM dengan kebijakan 1 April nanti untuk Jawa-Bali saja sangat besar.
Formula penghematan BBM dirincikan melalui Harga premium keekonomian sebesar Rp.8200 yang dikurangi dengan harga premium eceran sebesar Rp.4500 dan kemudian dikalikan dengan konsumsi premium sebesar 10,6 juta KL maka akan mendapatkan hasil sekitar 30T sampai dengan akhir tahun 2012. (ank)
()