DPR dukung cetak 100 ribu hektare sawah baru
A
A
A
Sindonews.com - Rencana proyek pencetakan 100 ribu hektare (ha) sawah baru oleh pemerintah melalui tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain PT Sang Hyang Seri (SHS), PT Pertani, dan Pupuk Sriwidjaja (Pusri).
Anggota Komisi IV DPR Hermanto mengatakan, proyek pencetakan sawah baru ini akan sia-sia kalau moratorium konversi lahan pertanian tidak dilakukan. Pencetakan sawah baru ini diharapkan akan mampu merealisasikan target surplus produksi beras nasional yang mencapai 10 juta ton tahun 2014.
"Untuk itu, pemerintah harus segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) atau Peraturan Pemerintah (PP) moratorim konversi lahan pertanian," ucapnya di Gedung DPR senayan Jakarta, Rabu (18/1/2012).
Menurutnya, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi berbagai dampak yang terjadi akibat konversi lahan pertanian. Dengan pencetakan sawah baru akan dapat mengurangi impor beras. Sebagai gambaran pada tahun 2011, Bulog impor beras hingga 1,9 juta ton untuk menutup stok beras nasional.
"Ketergantungan impor jelas akan merugikan negara secara jangka panjang, karena akan menimbulkan ketergantungan. Untuk itu, kita berharap proyek ini bisa menjawab persoalan impor beras," jelas Hermanto.
Dia menambahkan, Walaupun pencetakan sawah baru dilakukan BUMN diberharapkan para petani bisa dilibatkan. Karena pada dasarnya tujuan pencetakan sawah baru adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jadi, jangan terlalu lama petani menunggu.
"Lahan yang akan digunakan, pemerintah diharapkan konsisten sesuai dengan aturan yang sudah ada. Yang tak kalah penting adalah bagaimana proyek ini bisa meningkatkan partisipasi para petani," pungkasnya. (wbs)
Anggota Komisi IV DPR Hermanto mengatakan, proyek pencetakan sawah baru ini akan sia-sia kalau moratorium konversi lahan pertanian tidak dilakukan. Pencetakan sawah baru ini diharapkan akan mampu merealisasikan target surplus produksi beras nasional yang mencapai 10 juta ton tahun 2014.
"Untuk itu, pemerintah harus segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) atau Peraturan Pemerintah (PP) moratorim konversi lahan pertanian," ucapnya di Gedung DPR senayan Jakarta, Rabu (18/1/2012).
Menurutnya, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi berbagai dampak yang terjadi akibat konversi lahan pertanian. Dengan pencetakan sawah baru akan dapat mengurangi impor beras. Sebagai gambaran pada tahun 2011, Bulog impor beras hingga 1,9 juta ton untuk menutup stok beras nasional.
"Ketergantungan impor jelas akan merugikan negara secara jangka panjang, karena akan menimbulkan ketergantungan. Untuk itu, kita berharap proyek ini bisa menjawab persoalan impor beras," jelas Hermanto.
Dia menambahkan, Walaupun pencetakan sawah baru dilakukan BUMN diberharapkan para petani bisa dilibatkan. Karena pada dasarnya tujuan pencetakan sawah baru adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jadi, jangan terlalu lama petani menunggu.
"Lahan yang akan digunakan, pemerintah diharapkan konsisten sesuai dengan aturan yang sudah ada. Yang tak kalah penting adalah bagaimana proyek ini bisa meningkatkan partisipasi para petani," pungkasnya. (wbs)
()