Bank tak efisien, rentenir jalan terus

Kamis, 19 Januari 2012 - 11:55 WIB
Bank tak efisien, rentenir jalan terus
Bank tak efisien, rentenir jalan terus
A A A
Sindonews.com - Masih tingginya biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) perbankan di Indonesia masih mencerminkan ketidakefisienan perbankan. Namun pengamat ekonomi A. Tony Prasetiantono menilai jika BOPO perbankan Indonesia dibandingkan dengan negara lain, seperti Thailand justru tidak bisa dalam perbandingan yang sama (apple to apple).

Bank Indonesia, menurut Tony, sebelumnya pernah membandingkan tingginya BOPO bank di Indonesia dibandingkan dengan Thailand yang masih mencapai 86,44 persen. Sedangkan BOPO di Asean hanya sekira 40-60 persen.

"Membandingkan BOPO perbankan di sini sama Thailand itu tidak apple to apple kalau dilihat kondisi kita," ujar Tony di Seminar Dampak Krisis Eropa Terhadap Krisis Bank 2012 di Hotel Saripan Pacific, Jakarta, Kamis (19/1/2012).

Menurutnya, faktor penghambat efisiensi perbankan di Indonesia adalah kebutuhan investasi besar untuk penetrasi pasar sehingga perbankan enggan masuk ke daerah. Hal ini justru membuka celah bagi rentenir untuk lebih mudah sampai ke masyarakat kecil.

"Bank di Indonesia kalau mau melakukan penetrasi pasar butuh dana yang besar. Karenanya rentenir di daerah lebih mudah masuk, sehingga bank terhambat salurkan dana," ujar Tony.

Menurut Tony, tuntutan BI kepada perbankan tahun ini untuk meningkatkan efisiensi perbankan di Indonesia seperti menurunkan suku bunga terhambat kurang dalamnya pasar keuangan. Tony menyatakan bahwa, menaikkan perbandingan GDP terhadap tabungan menjadi 50 persen, dari pencapaian sekarang sebesar 30 persen membutuhkan waktu.

"Selain itu, BI juga meminta suku bunga kredit turun. Padahal menurunkan suku bunga bisa berakibat ke penurunan laba dan setoran dividen ke pemerintah juga turun. Nah, ini pemerintah mau apa tidak, keberatan atau tidak?" tandasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7750 seconds (0.1#10.140)