PTBA pasok batubara PLN 12,9 juta ton

Jum'at, 20 Januari 2012 - 13:37 WIB
PTBA pasok batubara PLN 12,9 juta ton
PTBA pasok batubara PLN 12,9 juta ton
A A A


Sindonews.com - Pasokan batubara dari PT Bukit Asam tbk (PTBA) tahun ini untuk PLN diproyeksikan akan meningkat pada tahun 2012 ini. Pada tahun 2011 saja sekira tujuh juta ton dari total produksi 12,9 juta ton batubara dipasok untuk PLN serta anak usaha PLN.

Corporate Secretary PTBA Hananto Budi Laksono mengatakan pada tahun 2012 diperkirakan akan meningkat tiga juta ton dibandingkan tahun 2011 atau mencapai 11 juta ton khusus untuk PLN.

"Penjualan ke PLN tahun 2011, termasuk PLTU Tarahan sekitar 7-8 juta. 2012 diperkirakan akan ada tambahan 2-3 juta back up batu bara di Jawa. Dan juga yang di Jawa pemasok utamanya yang menang tender 10 ribu MW pertama tidak komit. Sehingga kita back up," ujarnya ketika berbincang bersama wartawan di Tanjung Enim, Palembang, Kamis 19 Januari 2012 malam.

Dia menambahkan kebutuhan batubara untuk domestik tetap tinggi. Sekitar 65 persen dari target produksi tahun ini yang mencapai 16,3 juta ton akan digunakan domestik. Dan PLN serta anak usaha PLN seperti PT Indonesia Power akan menjadi pengguna domestik terbesar tahun ini dengan kisaran sedikitnya sembilan juta ton, termasuk untuk operasional PLTU Suralaya.

"Ada peningkatan pastinya karena seiring ada proyek 10 ribu MW. Dari tahun lalu yang sekitar tujuh juta ton bisa menjadi sembilan juta ton untuk PLN. Penggunaan batubara oleh PLN juga tergantung, tapi sering juga yang berkualitas 5.500 kalori," tambahnya.

Lebih lanjut Hananto mengatakan, untuk ekspor, negara-negara seperti China, India, Jepang, dan Malaysia menjadi tujuan potensial di tahun ini. Hananto menyebutkan seperti Jepang yang sudah menjadi importir langganan batubara dari PTBA.

"Jepang bisa semakin besar untuk konsumsi batubara karena dipakai buat pembangkit listrik mereka," pungkasnya

Berdasarkan data, komposisi 35 persen penjualan PTBA di tahun 2011 untuk ekspor batubara berkualitas tinggi dengan harga jual rata-rata USD100.19 per ton. China masih terbesar dengan 11,08 persen. Selanjutnya Malaysia 7,04 persen, Jepang 5,44 persen, Vietnam 4,48 persen, dan Taiwan 0,96 persen. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5877 seconds (0.1#10.140)