Peristiwa Bima hambat investasi PT SMN
A
A
A
Sindonews.com - Peristiwa yang terjadi di daerah Sape, Bima berdampak dengan adanya penghentian sementara Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP-E). Sehingga PT Sumber Mineral Nusantara (PT SMN) akan menunda sementara kegiatan survei para ahli geologi, tenaga administrasi dan para pekerja lokal dari desa di areal eksplorasi.
"Keputusan Bupati Kabupaten Bima tentang penghentian sementara izin kegiatan eksplorasi PT SMN berakibat tertundanya realisasi investasi pada wilayah izin usaha pertambangan (IUP) tersebut dan berdampak buruk terhadap keberlangsungan kegiatan eksplorasi di Kabupaten Bima,” ungkap General Manager PT SMN Sucipto Maridjan, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (20/1/2012).
PT SMN selama ini mengerjakan pengambilan sampel bebatuan, pasir untuk dianalisa di laboratorium geologi. Menurut Sucipto kegiatan eksplorasi yang dilakukan PT SMN masih pada tahap sangat awal untuk mengetahui ada atau tidaknya indikasi kandungan emas dan mineral ikutan lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan secara ekonomis.
Sehingga dirinya juga menambahkan bahwa PT SMN tidak mengubah bentang alam dan sumber air tanah, yang dilakukan hanya sebatas pengambilan data geologi dan pengambilan contoh tanah dan batuan yang ada dipermukaan. Kegiatan eksplorasi SMN menggunakan peralatan sederhana dan tidak melakukan kegiatan penambangan maupun penebangan pohon.
"Harapan kami, adalah dapat segera melanjutkan kegiatan eksplorasi yang telah tertunda sesuai dengan kewajiban kami sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP-E) yang mana izin usaha semestinya dapat memberikan kepastian kepada perusahaan yang sungguh-sungguh dan serius merealisasikan kegiatannya,” ungkapnya.
Terkait investasi, Sucipto juga menjelaskan PT SMN telah membiayai berbagai pengeluaran untuk kegiatan eksplorasi yang sejauh ini telah menghabiskan USD1 juta-USD2 juta antara tahun 2008 sampai 2011, sebelum kegiatan 2011 terhenti.
”Apabila kegiatan eksplorasi berlangsung sebagaimana mestinya sepanjang tahun 2011, pengeluaran bisa mencapai sampai USD3juta. Pengeluaran tersebut adalah untuk membiayai kegiatan pengambilan contoh (sampel geologi), penelitian laboratorium, biaya operasional dan tenaga kerja, dan lain sebagainya," jelas Sucipto.
Sucipto juga menambahkan tingginya kandungan resiko kegagalan eksplorasi, menyebabkan tidak banyak sumber pendanaan yang bersedia mendanai kegiatan eksplorasi.
"Oleh karena PT SMN berhasil mendapatkan kepercayaan investor Arc Exploration, perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Sydney, Australia, untuk menggalang kerjasama. Ini penting, agar tetap berjalan karena kegiatan eksplorasi dan penelitian syarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di samping dana besar,” tandasnya.
"Keputusan Bupati Kabupaten Bima tentang penghentian sementara izin kegiatan eksplorasi PT SMN berakibat tertundanya realisasi investasi pada wilayah izin usaha pertambangan (IUP) tersebut dan berdampak buruk terhadap keberlangsungan kegiatan eksplorasi di Kabupaten Bima,” ungkap General Manager PT SMN Sucipto Maridjan, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (20/1/2012).
PT SMN selama ini mengerjakan pengambilan sampel bebatuan, pasir untuk dianalisa di laboratorium geologi. Menurut Sucipto kegiatan eksplorasi yang dilakukan PT SMN masih pada tahap sangat awal untuk mengetahui ada atau tidaknya indikasi kandungan emas dan mineral ikutan lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan secara ekonomis.
Sehingga dirinya juga menambahkan bahwa PT SMN tidak mengubah bentang alam dan sumber air tanah, yang dilakukan hanya sebatas pengambilan data geologi dan pengambilan contoh tanah dan batuan yang ada dipermukaan. Kegiatan eksplorasi SMN menggunakan peralatan sederhana dan tidak melakukan kegiatan penambangan maupun penebangan pohon.
"Harapan kami, adalah dapat segera melanjutkan kegiatan eksplorasi yang telah tertunda sesuai dengan kewajiban kami sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP-E) yang mana izin usaha semestinya dapat memberikan kepastian kepada perusahaan yang sungguh-sungguh dan serius merealisasikan kegiatannya,” ungkapnya.
Terkait investasi, Sucipto juga menjelaskan PT SMN telah membiayai berbagai pengeluaran untuk kegiatan eksplorasi yang sejauh ini telah menghabiskan USD1 juta-USD2 juta antara tahun 2008 sampai 2011, sebelum kegiatan 2011 terhenti.
”Apabila kegiatan eksplorasi berlangsung sebagaimana mestinya sepanjang tahun 2011, pengeluaran bisa mencapai sampai USD3juta. Pengeluaran tersebut adalah untuk membiayai kegiatan pengambilan contoh (sampel geologi), penelitian laboratorium, biaya operasional dan tenaga kerja, dan lain sebagainya," jelas Sucipto.
Sucipto juga menambahkan tingginya kandungan resiko kegagalan eksplorasi, menyebabkan tidak banyak sumber pendanaan yang bersedia mendanai kegiatan eksplorasi.
"Oleh karena PT SMN berhasil mendapatkan kepercayaan investor Arc Exploration, perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Sydney, Australia, untuk menggalang kerjasama. Ini penting, agar tetap berjalan karena kegiatan eksplorasi dan penelitian syarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di samping dana besar,” tandasnya.
()