Pertamina siap olah minyak mentah KKKS
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina menyatakan siap mengolah semua minyak mentah dalam negeri dan juga siap memberikan penawaran bagi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) agar bersedia menjual minyak mentah bagian mereka untuk diolah di kilang-kilang Pertamina.
Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (22/1/2012) mengatakan, penawaran ini juga sebagai antisipasi dari kemungkinan terjadinya krisis minyak apabila situasi di Selat Hormuz memanas dan juga untuk menjaga ketahanan energi Indonesia.
Untuk itu Pertamina meminta dukungan pemerintah untuk menyempurnakan regulasi bagi hasil minyak yang memberikan opsi kepada Pertamina untuk membeli minyak mentah bagian KKKS.
"Minyak mentah produksi dalam negeri bagian pemerintah yang diolah Pertamina tersebut dibeli dengan harga Indonesian Crude Price yang nilainya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar. Pertamina membayar minyak mentah bagian pemerintah sekitar Rp600 miliar lebih tinggi dari harga pasar setiap tahunnya," kata Harun.
Selanjutnya, Pertamina mengaku jika upaya tersebut telah mendapatkan dukungan penuh dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (BPMIGAS), tetapi memang saat ini tidak ada regulasi yang mengatur hal ini dan masih diperlukan penyempurnaan regulasi agar KKKS mau menjual minyak mentah bagiannya untuk kilang dalam negeri.
Pertamina di samping telah mengirimkan surat kepada BPMIGAS, juga telah mengirimkan surat permintaan pembelian minyak mentah domestik kepada seluruh KKKS yang masih mengekspor minyak mentah bagian mereka.
Saat ini kilang-kilang Pertamina telah mengolah seluruh minyak mentah produksi Pertamina dan bagian pemerintah yaitu sebanyak 534 ribu barel per hari (bph). Selain itu, Pertamina juga membeli langsung bagian KKKS sebanyak 3.500 bph, jumlah ini dirasakan masih jauh dari mencukupi mengingat kapasitas kilang Pertamina yang mencapai satu juta bph.
Pertamina juga berencana menyerap seluruh hasil produksi minyak mentah yang menjadi bagian KKKS yang beroperasi di Indonesia. Total minyak mentah bagian KKKS yang diekspor selama ini mencapai sekitar 210 ribu bph.
"Kami ingin menyerap minyak mentah yang selama ini masih diekspor oleh KKKS. Total minyak mentah bagian KKKS yang diekspor mencapai 210 ribu bph," imbuhnya.
Lebih jauh Harun menjelaskan, minyak mentah yang ingin dibeli tetapi saat ini masih di ekspor KKS adalah jenis Sumatera Light Crude 64 ribu barrel per hari, Duri 81 ribu barrel per hari, Arjuna empat ribu barrel per hari, Cinta 9.000 barrel per hari. Serta Widuri sembilan ribu barrel per hari, Ataka 6.000 barrel per hari, Handil 5.000 barrel per hari, Belida 4.000 barrel per hari, Geragai 3.000 barrel per hari, Kaji 8.000 barrel per hari dan Senipah 30 ribu barrel per hari. (ank)
Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (22/1/2012) mengatakan, penawaran ini juga sebagai antisipasi dari kemungkinan terjadinya krisis minyak apabila situasi di Selat Hormuz memanas dan juga untuk menjaga ketahanan energi Indonesia.
Untuk itu Pertamina meminta dukungan pemerintah untuk menyempurnakan regulasi bagi hasil minyak yang memberikan opsi kepada Pertamina untuk membeli minyak mentah bagian KKKS.
"Minyak mentah produksi dalam negeri bagian pemerintah yang diolah Pertamina tersebut dibeli dengan harga Indonesian Crude Price yang nilainya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar. Pertamina membayar minyak mentah bagian pemerintah sekitar Rp600 miliar lebih tinggi dari harga pasar setiap tahunnya," kata Harun.
Selanjutnya, Pertamina mengaku jika upaya tersebut telah mendapatkan dukungan penuh dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (BPMIGAS), tetapi memang saat ini tidak ada regulasi yang mengatur hal ini dan masih diperlukan penyempurnaan regulasi agar KKKS mau menjual minyak mentah bagiannya untuk kilang dalam negeri.
Pertamina di samping telah mengirimkan surat kepada BPMIGAS, juga telah mengirimkan surat permintaan pembelian minyak mentah domestik kepada seluruh KKKS yang masih mengekspor minyak mentah bagian mereka.
Saat ini kilang-kilang Pertamina telah mengolah seluruh minyak mentah produksi Pertamina dan bagian pemerintah yaitu sebanyak 534 ribu barel per hari (bph). Selain itu, Pertamina juga membeli langsung bagian KKKS sebanyak 3.500 bph, jumlah ini dirasakan masih jauh dari mencukupi mengingat kapasitas kilang Pertamina yang mencapai satu juta bph.
Pertamina juga berencana menyerap seluruh hasil produksi minyak mentah yang menjadi bagian KKKS yang beroperasi di Indonesia. Total minyak mentah bagian KKKS yang diekspor selama ini mencapai sekitar 210 ribu bph.
"Kami ingin menyerap minyak mentah yang selama ini masih diekspor oleh KKKS. Total minyak mentah bagian KKKS yang diekspor mencapai 210 ribu bph," imbuhnya.
Lebih jauh Harun menjelaskan, minyak mentah yang ingin dibeli tetapi saat ini masih di ekspor KKS adalah jenis Sumatera Light Crude 64 ribu barrel per hari, Duri 81 ribu barrel per hari, Arjuna empat ribu barrel per hari, Cinta 9.000 barrel per hari. Serta Widuri sembilan ribu barrel per hari, Ataka 6.000 barrel per hari, Handil 5.000 barrel per hari, Belida 4.000 barrel per hari, Geragai 3.000 barrel per hari, Kaji 8.000 barrel per hari dan Senipah 30 ribu barrel per hari. (ank)
()