Investasi makin potensial
A
A
A
Sindonews.com - Kinerja investasi tahun ini diyakini semakin potensial menyusul banyaknya insentif yang diberikan pemerintah serta predikat investment grade.
Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menegaskan, pihaknya optimistis target investasi tahun ini yang dipatok sebesar Rp290 triliun bisa tercapai. Keyakinan tersebut didasarkan atas berbagai kondisi yang terjadi di dalam negeri. Salah satunya adalah realisasi peningkatan investasi tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 20 persen.
”Jika tahun ini (investasi) ditarget tumbuh 13–14 persen, kita yakin mampu. Tahun lalu saja di atas angka tersebut,” tegas Lubis di Jakarta, Senin 23 Januari 2012.
Hanya, kondisi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih turut memengaruhi laju investasi dalam negeri. Belum stabilnya kondisi ekonomi negara maju terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, cukup berdampak signifikan pada kinerja investasi tahun ini.
Namun, tidak sepenuhnya kondisi ekonomi dunia berdampak buruk bagi Indonesia. Predikat layak investasi (investment grade) yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional mulai dari Japan Credit Rating Agency (JCRA), Fitch’s Rating, dan Moody’s Investor Services memiliki pengaruh positif yang sangat besar.
”Karena ini menyangkut persepsi investor. Sangat membantu karena tingkat risiko berinvestasi dan memberikan pinjaman di Indonesia semakin kecil,” tandasnya.
Untuk mengurangi dampak eksternal yang berpotensi menggerus kinerja investasi, pemerintah mengklaim telah melakukan berbagai upaya pembenahan dan penyempurnaan untuk mendorong minat dan ketertarikan investor menanamkan modalnya di dalam negeri. Salah satunya dengan pembenahan dari sektor infrastruktur.
Menurut dia, upaya pemerintah menjadikan tahun ini sebagai tahun pembangunan dan pembenahan infrastruktur jadi nilai tambah di mata investor, sehingga tidak ada kekhawatiran iklim bisnis terhambat sarana dan prasarana. Dia berharap, tiga tahun mendatang Indonesia tidak lagi dihadapkan pada persoalan keterbatasan infrastruktur.
Lubis menuturkan, yang menjadi pekerjaan rumah saat ini adalah mengarahkan investasi keluar Pulau Jawa yang selama ini mendominasi. Peningkatan tren investasi keluar Jawa dalam dua tahun terakhir yang beranjak dari 18 persen ke 41 persen, perlu terus digenjot. Terlebih, pemerintah bertekad terus menjalankan program hilirisasi industri.
”Kita harapkan bisa meningkat (keluar Jawa) karena bahan baku banyak di luar Jawa, jadi menggunakan pendekatan industri pengolahan ke sumber bahan bakunya,” katanya.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, salah satu tantangan yang akan dihadapi dalam perekonomian nasional tahun ini adalah meningkatkan kinerja investasi. Dia berharap, perusahaan-perusahaan internasional maupun nasional berskala besar yang sudah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi bisa merealisasikannya. Menkeu juga optimistis perkembangan investasi tahun ini semakin potensial.
”Kondisi Indonesia yang baru naik kredit rating-nya di antara negara-negara lain yang sedang turun tentu akan menjadi minat bagi investor untuk menanamkan dananya di Indonesia,” kata Menkeu.
Mantan Dirut Bank Mandiri ini menyambut baik realisasi investasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Perbaikan di segala bidang yang tengah dijalankan harus terus diupayakan lebih maksimal dan cepat sehingga bisa menjawab tantangan yang ada. Dia mengatakan, dukungan fiskal disediakan untuk mendorong kinerja investasi.
”Fasilitas fiskal kita sudah berikan banyak, mulai dari tax holiday (pembebasan pajak penghasilan) hingga perluasan sektor di tax allowance. Dukungan fiskal sudah banyak, yang perlu dikejar adalah infrastruktur, khususnya listrik,” ucapnya. (bro)
()