Jasa Marga tetap tunggu kucuran Rp1,9 Triliun
A
A
A
Sindonews.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyatakan hingga saat ini masih menunggu kucuran dana dukungan Rp1,9 triliun dari pemerintah untuk pendanaan pembangunan proyek jalan tol Semarang-Solo seksi Bawen-Solo. Perseroan masih mengandalkan suntikan dana dari pemerintah untuk melanjutkan proyek tersebut.
Direktur Utama Jasa Marga Frans S Sunito mengatakan, perseroannya juga belum dapat memberikan jawaban atas imbauan dari Kementerian BUMN agar mencari sumber dana secara mandiri untuk proyek itu tanpa mengandalkan subsidi pemerintah. Menurut dia, Jasa Marga harus berhati-hati dalam menentukan sumber pembiayaan karena merupakan perusahaan terbuka dan kebutuhan anggaran tersebut cukuplah besar.
”Yang pasti kami akan mencari alternatif win win solution yang menguntungkan perusahaan, juga karena ini perusahaan terbuka harus mempertanggungjawabkan pada pemilik saham publik,” kata Frans di Jakarta, Senin 23 Januari 2012.
Dia mengatakan, pemberian dukungan dana itu juga sebelumnya sudah disetujui oleh pemerintah. Sebelumnya Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta Jasa Marga mencari sumber pembiayaan dari perusahaan tanpa menunggu subsidi dana dari pemerintah menyusul rencana penghematan anggaran di Kementerian Keuangan.
Dahlan mengatakan, sumber pembiayaan itu bisa dilakukan dengan menggabungkan tarif tol Semarang-Solo dengan tarif tol Semarang seksi A, B dan C,atau cara lainnya yang bisa diterapkan perusahaan.
Sementara, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Gazaly mengatakan, penandatanganan amendemen perjanjian pengusahaan jalan tol ruas Semarang-Solo masih menunggu kepastian pemberian dana dukungan sebesar Rp1,9 triliun dari pemerintah.
Sebelum kepastian pemberian dana didapatkan, katanya, penandatanganan belum dapat dilaksanakan karena tingkat kelayakannya belum memenuhi syarat pembangunan. BPJT sendiri bersikap menunggu keputusan dari Kementerian Keuangan dan badan usaha bersangkutan.
Selain ruas Semarang-Solo, BPJT juga masih menunggu penyelesaian masalah internal kepemilikan saham di ruas tol Batang-Semarang yang sampai saat ini belum final. Meski sangat lamban, menurut Gani, mereka tidak bisa mencabut konsesi dua ruas itu karena pada dasarnya badan usaha jalan tol tersebut memiliki kemampuan untuk melaksanakan proyek. Hanya, terbentur permasalahan pendanaan dan kepemilikan saham.
”Kita juga sulit memberikan ultimatum karena sebenarnya mereka sanggup membiayai, hanya harus menyelesaikan masalah ini dulu sebelum maju ke PPJT (perjanjian pengusahaan jalan tol),” ujarnya. (bro)
()