Restrukturisasi usaha, saham BLTA disuspensi
A
A
A
Sindonews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), seiring dengan adanya rencana besar perseroan untuk merestrukturisasi perusahaan.
Suspensi tersebut merupakan permintaan dari emiten yang bersangkutan untuk mencegah terjadinya pergerakan saham di luar kewajaran karena aksi korporasi yang belum jelas.
“Itu (suspensi) merupakan permintaan mereka, inline dengan kebijakan Singapura,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Soegito di Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Menurut dia, suspensi itu juga dilakukan karena adanya rencana perseroan melakukan aksi korporasi dalam rangka restructuring perseroan. Sebelumnya manajemen juga telah melakukan permintaan suspensi perdagangan saham mereka di Bursa Singapura.
Selain tercatat di BEI, BLTA melakukan pencatatan saham di bursa Singapura. Namun,mengenai detil aksi korporasi yang dilakukan, manajemen belum menjelaskan. BEI mengharapkan, penjelasan bisa dilakukan secepatnya. “Kami harapkan keterbukaan informasi dari mereka hari ini (kemarin),” kata Eddy.
BEI telah menghentikan perdagangan saham BLTA sejak sesi pertama kemarin. Menurut Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa BEI Umi Kulsum, suspensi dilakukan sehubungan dengan adanya informasi penting yang secara material dapat memengaruhi keputusan investasi pemodal yang belum disampaikan secara memadai oleh perseroan kepada publik.
Untuk mencegah terjadinya pergerakan saham yang tidak wajar, BEI menghentikan perdagangan saham BLTA hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Suspensi akan kami buka setelah informasi yang disampaikan dirasakan memadai,” kata dia.
Harga terakhir saham BLTA sebelum mengalami suspensi berada di level Rp196. Sebelumnya harga saham BLTA relatif stagnan pada level tersebut. Namun jika melihat pergerakan sejak November tahun lalu, saham ini terus bergerak naik. Posisi awal saham BLTA pada November 2011 masih berada pada level Rp184.
Sementara, dari manajemen BLTA juga belum mau menyampaikan keterangan terkait aksi korporasi yang dilakukan. Direktur Keuangan BLTA Kevin Wong hanya mengatakan, permintaan suspensi juga disampaikan dalam keterbukaan informasi di bursa Singapura terkait rencana perseroan untuk melakukan restrukturisasi usaha.
Rencana restrukturisasi tidak lepas dari kebutuhan modal yang besar terutama pelunasan utang yang jatuh tempo. Sebelumnya PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menurunkan peringkat BLTA untuk obligasi III/2007 dan obligasi IV/2009 menjadi BBB -dari sebelumnya A-. Di samping itu, Pefindo juga menurunkan peringkat Sukuk Ijarah I/2007 dan Sukuk Ijarah II/2009 menjadi BBB- (sy) dari sebelumnya A-(sy).
Turunnya peringkat tersebut dipicu naiknya risiko pembiayaan perusahaan, seperti telah jatuh tempo utang yang cukup besar uang tidak diimbangi bisnis yang baik oleh perusahaan. Selain itu, rasio kas perusahaan juga sangat lemah. Peringkat perusahaan ditempatkan pada creditwatch dengan implikasi negatif.Pefindo akan kembali menurunkan peringkat perusahaan jika tidak ada upaya dari perusahaan untuk melakukan pembayaran kebali utangnya dalam waktu dekat.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 6 Desember 2011 juga telah mengingatkan BLTA untuk membayar kupon obligasi III/2007 dan sukuk I/2007 pada 5 Januari 2012. Tahun ini BLTA memang telah mengagendakan penerbitan obligasi baru untuk melunasi surat utang yang akan jatuh tempo senilai USD125 juta. Rencananya, obligasi akan diterbitkan pada kuartal II/2012.
“Nantinya,suratutang ituakan kami gunakan untuk membayar obligasi seri B yang jatuh tempo di kuartal II/2012,”ujar Investor Relations BLTA,Peter Chayson. BLTA menerbitkan obligasi dengan tiga seri senilai total Rp300 miliar pada 2009. Obligasi seri B yang bertenor tiga tahun akan jatuh tempo tahun depan. Selain obligasi konvensional, juga terdapat sukuk ijarah I dan II seri A yang jatuh tempo pada Mei dan Juli 2012.
Dalam rencana obligasi baru tersebut, BLTA akan menggunakan laporan keuangan Desember 2011. Hingga September 2011, rasio utang BLTA tercatat sebesar 2,1 kali. Posisi utang BLTA saat ini mencapai USD2,07 miliar. Sementara, total ekuitas perseroan mencapai USD982,38 juta.
Tahun ini BLTA telah mendapatkan pinjaman baru senilai USD685 juta dari enam bank asing yaitu DnB NOR Bank ASA (Norwegia), BNP Paribas (Prancis),ING Bank (Belanda), NIBC Bank (Belanda), Nordea Bank Finland Plc (Finlandia), dan Standard Chartered (Hongkong). Dana hasil pinjaman tersebut digunakan untuk refinancing (restrukturisasi) utang perseroan. (bro)
()