Ekspor Jatim terkendala infrastruktur pelabuhan

Rabu, 01 Februari 2012 - 13:14 WIB
Ekspor Jatim terkendala infrastruktur pelabuhan
Ekspor Jatim terkendala infrastruktur pelabuhan
A A A


Sindonews.com – Infrastruktur yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dinilai masih sangat kurang memadai. Kondisi ini mengganggu kelancaran ekspor di Jawa Timur.

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, kondisi infrastruktur di Pelabuhan Tanjung Perak memang sudah terlalu tua, sehingga sulit disandari kapal-kapal besar. Selain itu, kedalaman air di pelabuhan hanya mencapai tidak lebih dari 16 meter.

”Kalau kapal generasi pertama masih memungkinkan untuk sandar. Sekarang kapal sudah masuk generasi ketiga dan keempat. Mereka membutuhkan kedalaman air di atas 19 meter,” ujar pejabat yang akrab dipanggil Gus Ipul ini, di sela Forum Ekspor Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (PEPI) di Hotel Santika, Kota Malang, Selasa 30 Januari 2012.

Dalam forum yang juga dihadiri Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi serta para pelaku ekspor tersebut, Gus Ipul mengatakan, selain persoalan pelabuhan, infrastruktur jalan di Jatim juga masih menjadi kendala.

Dijelaskan, program pembangunan jalan tol antarkota dan antarprovinsi sudah terencana dengan baik. Bahkan anggarannya juga sudah tersedia. Namun masih terkendala proses pembebasan lahan yang sangat alot.

Berbagai upaya untuk mengatasi persoalan infrastruktur ini, kata dia, sudah dilakukan Pemprov Jatim. Namun, prosesnya harus dilaksanakan secara bertahap, sehingga tidak bisa terselesaikan dalam waktu singkat.

Sementara itu, Wakil Menteri perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, tahun ini pemerintah menargetkan pencapaian ekspor hingga USD230 miliar.

”Untuk mewujudkannya, kita harus memiliki strategi yakni peningkatan daya saing dan diversifikasi eskpor,” terangnya.

Mantan Wakil Menteri Pertanian ini juga menyebutkan, banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Krisis ini perlu diwaspadai karena bisa mengakibatkan melambanannya pertumbuhan ekonomi global.

Ini bisa dilihat dari revisi pertumbuhan ekonomi dunia. Dari data yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF), angka pertumbuhan ekonomi dunia direvisi dari 4% menjadi 3,3% pada tahun ini.

Meski banyak tantangan, Bayu mengaku tetap optimistis ekspor Indonesia tetap akan berkembang dan mencapai target. Tentunya, para pelaku usaha dan pemerintah dituntut cerdik dalam melihat peluang, serta tantangan yang ada.

Jawa Timur merupakan wilayah andalan ekspor nasional. Bahkan, selama periode Januari-November 2011 lalu, ekspor Jawa Timur mencapai 10,95%. Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-November 2011, nilai ekspor mencapai USD17,5 miliar atau naik 40,04% dari periode yang sama pada 2010. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6472 seconds (0.1#10.140)