Produksi batubara 2011 capai 371 juta ton
Produksi batubara 2011 capai 371 juta ton
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan produksi batu bara di 2011 mencapai sebesar 371 juta ton dan mengalami peningkatan 10 persen per tahunnya.
"Produksi batu bara di 2011 sekira 371 juta ton dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 10 persen," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Edi Prasodjo dalam acara Nilai Tambah Batu Bara di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Menurutnya, permintaan batu bara dalam negeri juga mengalami peningkatan, karena harga batu bara lebih kompetitif ketimbang harga minyak. "Penjualan ke luar negeri mendominasi pemasaran sekira 78 persen," tegasnya.
Dia menegaskan, kebutuhan batu bara domestik masih didominasi untuk PLN yang akan digunakan untuk pembangkit listrik milik PLN. "Karena semakin banyaknya konstruksi PLTU yang selesai sehingga permintaan batu bara domestik meningkat setiap tahun," tambah dia.
Lebih lanjut Edi memaparkan, dalam kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) juga terdapat klausul wajib mengutamakan pemenuhan kebutuhan batu bara domestik untuk menjamin pasokan ke pasar domestik.
"Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 34 Tahun 2009 tentang Domestic Market Obligation (DMO). Namun DMO masih memiliki kendala yaitu ketidaksesuaian antara kualitas batu bara yang dibutuhkan pasar domestik," lanjutnya.
Karenanya, tidak semua produksi batu bara dapat menyuplai pasar domestik dari tambangnya tersebut. "Untuk itu, pemerintah menyusun kebijakan transfer kuota antar produsen batu bara. Dan kebijakan ini sedang dievaluasi," pungkasnya. (ank)
"Produksi batu bara di 2011 sekira 371 juta ton dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 10 persen," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Edi Prasodjo dalam acara Nilai Tambah Batu Bara di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Menurutnya, permintaan batu bara dalam negeri juga mengalami peningkatan, karena harga batu bara lebih kompetitif ketimbang harga minyak. "Penjualan ke luar negeri mendominasi pemasaran sekira 78 persen," tegasnya.
Dia menegaskan, kebutuhan batu bara domestik masih didominasi untuk PLN yang akan digunakan untuk pembangkit listrik milik PLN. "Karena semakin banyaknya konstruksi PLTU yang selesai sehingga permintaan batu bara domestik meningkat setiap tahun," tambah dia.
Lebih lanjut Edi memaparkan, dalam kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) juga terdapat klausul wajib mengutamakan pemenuhan kebutuhan batu bara domestik untuk menjamin pasokan ke pasar domestik.
"Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 34 Tahun 2009 tentang Domestic Market Obligation (DMO). Namun DMO masih memiliki kendala yaitu ketidaksesuaian antara kualitas batu bara yang dibutuhkan pasar domestik," lanjutnya.
Karenanya, tidak semua produksi batu bara dapat menyuplai pasar domestik dari tambangnya tersebut. "Untuk itu, pemerintah menyusun kebijakan transfer kuota antar produsen batu bara. Dan kebijakan ini sedang dievaluasi," pungkasnya. (ank)
()
Explore More