Laju inflasi Sulsel capai 1,12%
A
A
A
Sindonews.com – Laju inflasi pada Januari di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sebesar 1,12 persen. Kenaikan harga bahan makanan menjadi penyumbang terbesar inflasi awal tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat, laju inflasi Sulsel pada Januari ini karena perubahan harga komoditas di empat kota di Sulsel, yakni Makassar, Pare-pare, Watampone, dan Polopo. Penyumbang terbesar adalah bahan makanan, yakni 3,38 persen serta kelompok makanan jadi minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,18 persen.
“Termasuk perumahan, air, listrik gas, dan bahan bakar 0,63,” kata Kepala BPS Sulsel Bambang Pramono, Rabu 1 Februari 2012.
Pendorong inflasi lainnya adalah kelompok sandang 0,75 persen, kesehatan 0,27 persen, sedangkan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen. Dia mengatakan,untuk laju inflasi tahunan (year on year/YoY), yakni Januari 2011 dan Januari 2012 sebesar 2,70 persen.
“Inflasi YoY dipicu naiknya harga komoditas bahan makanan sebesar 3,41 persen,“ paparnya.
Sementara kelompok makan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,21 persen dan kesehatan 0,23 persen. “Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen,” katanya.
Menurut BPS, tingginya harga bahan makanan selama 2010 ternyata menjadi pendorong terbesar naiknya angka kemiskinan di Sulsel pada 2011. Pada Maret 2010, pengeluaran penduduk miskin hanya Rp163.039 per kapita per bulan. Namun pada Maret 2011, naik menjadi Rp179.933 per kapita per bulan. Komoditas yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras.
Pada Maret 2011, sumbangan pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan (GK) di perdesaan sebesar 38,98 persen, sedangkan perkotaan mencapai 32,17 persen. Komoditas lain yang berpengaruh cukup besar terhadap kemiskinan adalah ikan bandeng menyumbang 5,86 persen di perdesaan dan 6,98 persen di perkotaan. Sumbangan garis kemiskinan makanan (GKN) terhadap garis kemiskinan sebesar 75,84 persen. (bro)
()