Cuaca buruk hambat pasokan batu bara

Jum'at, 03 Februari 2012 - 11:28 WIB
Cuaca buruk hambat pasokan...
Cuaca buruk hambat pasokan batu bara
A A A


Sindonews.com - Terhambatnya pasokan batu bara yang masuk melalui Pelabuhan Muarajati di Cirebon, mengancam 100 industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jabar. Hal itu akibat cuaca buruk yang melanda perairan Indonesia selama ini.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Kevin Hartanto mengakui, cuaca buruk yang melanda sejumlah perairan Indonesia berpengaruh terhadap suplai batu bara untuk industri tekstil di Jawa Barat. Kondisi itu mengancam proses produksi TPT terutama pencelupan terhambat.

“Industri tekstil pencelupan sudah pasti tidak bisa beroperasi apabila pasokan batu bara terhambat,” jelas Kevin Hartanto di Bandung, Kamis 2 Februari 2012.

Dia menyebutkan, keberadaan batu bara sangat diperlukan industri tekstil pencelupan. Bahkan, kata dia, 95 persen energi batu bara digunakan sebagai sumber panas menggantikan bahan bakar minyak. Di Jawa Barat, ada lebih dari 100 perusahaan TPT yang mengandalkan batu bara.

Kalangan industri, lanjut dia, tidak bisa serta-merta mengganti batu bara dengan BBM atau sumber energi lainnya. Sebab, hal itu berhubungan dengan mekanisme mesin industri yang telah disetting berbahan bakar batu bara. Selain itu, penggunaan BBM akan menaikkan cost produksi sampai dengan 100 persen.

“Kami sudah tiga tahun menggunakan batu bara sebagai sumber energi,” jelas dia.

Namun demikian, Kevin mengaku, sampai saat ini belum ada laporan dari anggota asosiasi yang usahanya berhenti akibat kehabisan batu bara. Kevin memperkirakan, sejumlah industri masih mengandalkan stok lama. Akan tetapi, diakui Kevin, tidak semua industri tekstil memiliki gudang untuk menampung batu bara dalam jumlah besar.

“Ada industri yang bisa menyimpan cadangan batu bara sampai tiga bulan. Tapi ada juga yang hanya mampu menampung untuk kebutuhan satu bulan atau mingguan,” timpal dia.

Kevin khawatir, industri yang hanya mampu menyimpan batu bara dalam jumlah sedikit akan tersendat. Imbasnya, akan mengganggu suplai barang untuk sejumlah perusahaan lainnya. Namun demikian, kalangan industri bisa melakukan rescedulling untuk menghindari penalti.

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Pelayaran Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Muarajati Cirebon Deny Jaelani mengatakan, cuaca buruk yang melanda perairan Indonesia menyebabkan proses pengiriman batu bara ke Pelabuhan Muarajati Cirebon tersendat. Sejumlah kapal tongkang pengangkut batu bara terpaksa berlindung di Pulau Karimun Jawa.

“Setidaknya ada sekitar 15 kapal tongkang pengangkut batu bara yang menuju Muarajati bersandar di Pulau Karimun Jawa. Mereka bersandar sementara waktu sambil menunggu cuaca membaik,” jelas Deny. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0711 seconds (0.1#10.140)