Atasi macet diperlukan reformasi transportasi
A
A
A
Sindonews.com - Ketersediaan, kelengkapan dan kualitas transportasi dan infrastruktur sangat menentukan kelangsungan roda perekonomian suatu negara. Transportasi dan infrastruktur yang baik akan memudahkan suatu negara menarik perhatian internasional dalam hal penanaman investasi.
Demikian disampaikan Pembantu Rektor I Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Herman Sasongko saat membuka 'Seminar Nasional Teknik Sipil VIII 2012', Surabaya.
Menurut Herman, kualitas transportasi dan infrastruktur sangat dipengaruhi oleh proses perencanaan, desain, pelaksanaan pembangunan, pengawasan dan pengelolaannya. “Jika salah satu dari proses tersebut tidak dilakukan dengan baik, kualitas infrastruktur tidak akan seperti yang diharapkan," kata Herman, kemarin.
Di tempat yang sama, Kepala Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko) Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, kemacetan masih menjadi masalah pelik di Surabaya. Terlebih lagi, pertumbuhan kendaraan pribadi cukup pesat dari tahun ke tahun.
"Kendaraan pribadi menjadi salah satu penyumbang kemacetan di Surabaya," katanya.
Solusinya dengan mengedepankan moda transportasi massal. Pilihan monorel dan trem sebagai alat transportasi massal di Surabaya lebih didasari alasan efisiensi. Selain daya tampung besar, pengembangan kedua jenis moda transportasi itu tak banyak membutuhkan lahan.
Berdasar data Pemkot Surabaya, panjang koridor monorail nanti sepanjang 26,21 Km dengan 17 halte. Sedangkan jalur trem sepanjang 18,18 Km dengan 18 halte.
"Jalur monorail digunakan di jalur Timur-Barat, sementara trem pada jalur Utara-Selatan,” jelasnya.
Demikian disampaikan Pembantu Rektor I Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Herman Sasongko saat membuka 'Seminar Nasional Teknik Sipil VIII 2012', Surabaya.
Menurut Herman, kualitas transportasi dan infrastruktur sangat dipengaruhi oleh proses perencanaan, desain, pelaksanaan pembangunan, pengawasan dan pengelolaannya. “Jika salah satu dari proses tersebut tidak dilakukan dengan baik, kualitas infrastruktur tidak akan seperti yang diharapkan," kata Herman, kemarin.
Di tempat yang sama, Kepala Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko) Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, kemacetan masih menjadi masalah pelik di Surabaya. Terlebih lagi, pertumbuhan kendaraan pribadi cukup pesat dari tahun ke tahun.
"Kendaraan pribadi menjadi salah satu penyumbang kemacetan di Surabaya," katanya.
Solusinya dengan mengedepankan moda transportasi massal. Pilihan monorel dan trem sebagai alat transportasi massal di Surabaya lebih didasari alasan efisiensi. Selain daya tampung besar, pengembangan kedua jenis moda transportasi itu tak banyak membutuhkan lahan.
Berdasar data Pemkot Surabaya, panjang koridor monorail nanti sepanjang 26,21 Km dengan 17 halte. Sedangkan jalur trem sepanjang 18,18 Km dengan 18 halte.
"Jalur monorail digunakan di jalur Timur-Barat, sementara trem pada jalur Utara-Selatan,” jelasnya.
()