Naiknya UMK tak pengaruhi kesejahteraan buruh
A
A
A
Sindonews.com - Menanggapi persoalan upah buruh yang sampai saat ini masih menjadi kendala, pengamat ekonomi Indef, Enny Sri Hartati menyarankan untuk lebih memfokuskan pada upah riil industri karena merupakan hal yang sangat fundamental.
"Sebenarnya yang krusial untuk persoalan tenaga kerja saat ini adalah upah riil itu, katakan ekstremnya seperti ini bahwa upah nominal itu boleh tidak naik asal inflasinya rendah yang artinya daya beli itu nantinya tetap meningkat. Tetapi apa artinya kalau upah nominal itu naik tapi daya beli mereka turun," ungkapnya usai diskusi Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/2/2012).
Melihat kondisi ini sebagai hal yang sangat fundamental, Enny menakutkan jika para pengusaha mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang dan merugikan semuanya. Bahkan justru kemungkinannya akan berdampak buruk pada perekonomian kita kedepannya.
"Karena yang ditakutkan adalah kalau pengusaha memenuhi tuntutan buruh dengan cara nanti dibebankan kepada biaya produksi. Maka yang akan terjadi nantinya seperti makan buah simalakama," ucapnya.
Mencoba menjelaskan, Enny mengungkapkan karena hal tersebut akan mengundang inflasi yang sangat tinggi dan kemungkinan besar upah nominal dari para buruh yang naik belum tentu terjadi pada upah rill. Sehingga walaupun UMK nya naik hal tersebut tidak akan mempengaruhi kesejahteraan buruh.
"Karena inflasi yang terjadi sangat tinggi, bisa jadi kenaikan upah nominal dari buruh kerja terjadi tapi tidak pada upah rill nya. Bahkan kemungkinan akan turun seperti yang terjadi sekarang, rata-rata upah rill untuk sektor industri dibandingkan tahun 2010 itu turun padahal UMK nya naik," pungkasnya.
Sekedar informasi upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. (ank)
"Sebenarnya yang krusial untuk persoalan tenaga kerja saat ini adalah upah riil itu, katakan ekstremnya seperti ini bahwa upah nominal itu boleh tidak naik asal inflasinya rendah yang artinya daya beli itu nantinya tetap meningkat. Tetapi apa artinya kalau upah nominal itu naik tapi daya beli mereka turun," ungkapnya usai diskusi Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/2/2012).
Melihat kondisi ini sebagai hal yang sangat fundamental, Enny menakutkan jika para pengusaha mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang dan merugikan semuanya. Bahkan justru kemungkinannya akan berdampak buruk pada perekonomian kita kedepannya.
"Karena yang ditakutkan adalah kalau pengusaha memenuhi tuntutan buruh dengan cara nanti dibebankan kepada biaya produksi. Maka yang akan terjadi nantinya seperti makan buah simalakama," ucapnya.
Mencoba menjelaskan, Enny mengungkapkan karena hal tersebut akan mengundang inflasi yang sangat tinggi dan kemungkinan besar upah nominal dari para buruh yang naik belum tentu terjadi pada upah rill. Sehingga walaupun UMK nya naik hal tersebut tidak akan mempengaruhi kesejahteraan buruh.
"Karena inflasi yang terjadi sangat tinggi, bisa jadi kenaikan upah nominal dari buruh kerja terjadi tapi tidak pada upah rill nya. Bahkan kemungkinan akan turun seperti yang terjadi sekarang, rata-rata upah rill untuk sektor industri dibandingkan tahun 2010 itu turun padahal UMK nya naik," pungkasnya.
Sekedar informasi upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. (ank)
()