April, Pertamina EP janjikan lifting tercapai
A
A
A
Sindonews.com - Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina EP menargetkan lifting sebesar 130 ribu barel per hari (bph) akan tercapai di April 2012.
"Target 130 ribu bph akan tercapai di bulan April dengan beberapa upaya-upaya percepatan. X-ray kembali normal, kemudian Sukowati juga akan kita percepat untuk pemboran pad D, karena sekarang masih ladang UPL, kemudian dari PAN semoga FPSOnya bisa segera datang. Kemudian ada tiga sumur di region Jawa yang kemarin terhambat, mudah-mudahan sudah masuk," ujar Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam kepada okezone di Jakarta Senin (6/2/2012).
Namun, lanjut dia ada juga beberapa hambatan yang menggagalkan target tersebut. "Ada hambatan operasional dan izinnya juga mundur. kemudian yang cukup besar kita harapkan adalah put on production (POP) sumur-sumur eksplorasi yg sudah discovery kemudian kita usulkan ke BP Migas put on production. sehingga april lah kira-kira tercapai 130 ribu bph," pungkasnya.
Dirinya mengatakan ada 2.500 bph dari beberapa lapangan yang POP dan ada 24 sumur masih tahap eksplorasi. "Bervariasi, dari Jabar 1,000 bph dan di Sumsel ada 1,500 bph. Ada program yang didevelopment sekitar 130an sumur," pungkasnya.
Syamsu pun memaparkan alasan Pertamina EP belum mencapai target lifting minyaknya. "Produksi di bawah target sebetulnya gini, kalau target kita satu tahun 134 ribu barel per hari (bph). Di Januari target kita memang 133 ribu bph. Nah, kemarin cuma 124 ribu bph ada 9.000-an kita shortfall," ujar Syamsu.
Dirinya mengatakan ada beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya produksi minyak tersebut. Yang pertama Lapangan Sukowati yang targetnya di Januari bisa 36 ribu hanya 32 ribu.
"PAC PAN di Natuna seharusnya ada tambahan 2.000-3.000 karena kita nunggu SPS nunggu segala macam, itu juga belum bisa produksi. Dari Poleng ada problem kompresor, yang targetnya di atas 5.000 cuma 3.000 itu 2.000 lagi shortfall. Memang Januari kita 9.000 shortfall," tegasnya.
Kemudian, lanjut Syamsu, pihaknya selama dua hari telah melakukan workshop mencari apa upaya-upaya agar produksinya normal kembali di akhir tahun. "Mudah-mudahan untuk Februari target baru kita 126 ribu. Kita akan coba kembalikan produksi ke target untuk capai rata-rata 134 ribu. Untuk target februari kita harus capai 126 ribu," lanjutnya.
Dirinya menambahkan Pertamina EP akan melakukan percepatan dan memperbaiki kerusakan yang terjadi di lapangan-lapangan tersebut. "Kita sudah melakukan beberapa percepatan, kemudian kompresor di Poleng kita upayakan cepat diperbaiki, kemudian di x-ray kemarin ada masalah gasnya habis, kompresornya ga bisa hidup, kita sudah lakukan pemboran buka lapisan baru, sekarang sedang dites, semoga bisa hidup," tambahnya.
Dengan percepatan dan perbaikan itu, Syamsu berharap semoga di akhir tahun dapat tercapai target lifting Pertamina EP tersebut. "Kita kan harus mengembalikan ini ke sana, kita balikin enggak bisa langsung, pelan-pelan, nanti numpuknya di akhir tahun," pungkasnya.
"Target 130 ribu bph akan tercapai di bulan April dengan beberapa upaya-upaya percepatan. X-ray kembali normal, kemudian Sukowati juga akan kita percepat untuk pemboran pad D, karena sekarang masih ladang UPL, kemudian dari PAN semoga FPSOnya bisa segera datang. Kemudian ada tiga sumur di region Jawa yang kemarin terhambat, mudah-mudahan sudah masuk," ujar Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam kepada okezone di Jakarta Senin (6/2/2012).
Namun, lanjut dia ada juga beberapa hambatan yang menggagalkan target tersebut. "Ada hambatan operasional dan izinnya juga mundur. kemudian yang cukup besar kita harapkan adalah put on production (POP) sumur-sumur eksplorasi yg sudah discovery kemudian kita usulkan ke BP Migas put on production. sehingga april lah kira-kira tercapai 130 ribu bph," pungkasnya.
Dirinya mengatakan ada 2.500 bph dari beberapa lapangan yang POP dan ada 24 sumur masih tahap eksplorasi. "Bervariasi, dari Jabar 1,000 bph dan di Sumsel ada 1,500 bph. Ada program yang didevelopment sekitar 130an sumur," pungkasnya.
Syamsu pun memaparkan alasan Pertamina EP belum mencapai target lifting minyaknya. "Produksi di bawah target sebetulnya gini, kalau target kita satu tahun 134 ribu barel per hari (bph). Di Januari target kita memang 133 ribu bph. Nah, kemarin cuma 124 ribu bph ada 9.000-an kita shortfall," ujar Syamsu.
Dirinya mengatakan ada beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya produksi minyak tersebut. Yang pertama Lapangan Sukowati yang targetnya di Januari bisa 36 ribu hanya 32 ribu.
"PAC PAN di Natuna seharusnya ada tambahan 2.000-3.000 karena kita nunggu SPS nunggu segala macam, itu juga belum bisa produksi. Dari Poleng ada problem kompresor, yang targetnya di atas 5.000 cuma 3.000 itu 2.000 lagi shortfall. Memang Januari kita 9.000 shortfall," tegasnya.
Kemudian, lanjut Syamsu, pihaknya selama dua hari telah melakukan workshop mencari apa upaya-upaya agar produksinya normal kembali di akhir tahun. "Mudah-mudahan untuk Februari target baru kita 126 ribu. Kita akan coba kembalikan produksi ke target untuk capai rata-rata 134 ribu. Untuk target februari kita harus capai 126 ribu," lanjutnya.
Dirinya menambahkan Pertamina EP akan melakukan percepatan dan memperbaiki kerusakan yang terjadi di lapangan-lapangan tersebut. "Kita sudah melakukan beberapa percepatan, kemudian kompresor di Poleng kita upayakan cepat diperbaiki, kemudian di x-ray kemarin ada masalah gasnya habis, kompresornya ga bisa hidup, kita sudah lakukan pemboran buka lapisan baru, sekarang sedang dites, semoga bisa hidup," tambahnya.
Dengan percepatan dan perbaikan itu, Syamsu berharap semoga di akhir tahun dapat tercapai target lifting Pertamina EP tersebut. "Kita kan harus mengembalikan ini ke sana, kita balikin enggak bisa langsung, pelan-pelan, nanti numpuknya di akhir tahun," pungkasnya.
()