Puluhan hektare bawang merah membusuk

Senin, 06 Februari 2012 - 19:02 WIB
Puluhan hektare bawang merah membusuk
Puluhan hektare bawang merah membusuk
A A A


Sindonews.com - Tak hanya banjir, hujan yang turun sangat deras selama beberapa hari terakhir juga menyebabkan para petani bawang merah di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur menjerit.

Betapa tidak, akibat hujan deras terus-menerus puluhan hektar tanaman bawang merah milik petani di sentra produsen bawang merahnya Jawa Timur itu membusuk dan mati.

Rusaknya tanaman bawang merah ini dirasakan oleh para petani di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sejak beberapa hari terakhir. Akibat cuaca ekstrim berupa hujan deras disertai angin kencang yang terus-menerus membuat tanaman bawang merah petani membusuk dan mati.

Padahal, tanaman bawang merah ini baru satu bulan mereka tanam. Salah satunya, sebagaimana dialami para petani di desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Nganjuk. Di desa ini, 90 persen tanaman bawang merah milik petani mati dan yang hidup dipastikan tidak akan dapat berbuah sebab akarnya telah membusuk.

Padahal untuk menanamnya, para petani mengaku mengeluarkan biaya rata-rata tiga sampai tuju juta rupiah per seperempat hektarnya. Dalam kondisi normal, dengan luas lahan seperempat hektare, petani dapat meraup untung 10 sampai 15 juta rupiah.

Namun jika kondisinya seperti ini, petani jelas kecewa karena modal mereka tak bisa kembali. Sejumlah petani yang tak ingin lahannya menganggur langsung mencari peruntungan dengan mengganti tanaman bawang merahnya yang mati dengan bibit bawang merah baru.

Sementara Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, melalui petugas penyuluh yang ditemui di lapangan mengakui rusaknya tanaman bawang merah petani. Di Kecamatan Gondang saja, menurut Sukirno, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Nganjuk, luas lahan bawang merah yang rusak mencapai lebih dari 50 hektar.

Penyebabnya, karena curah hujan selama beberapa hari terakhir terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal ini, Sukirno mengimbau para petani agar tidak menanam bawang merah lagi di musim penghujan dan menggantinya dengan jenis tanaman lain. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5820 seconds (0.1#10.140)