Indonesia harus naikkan nilai jual ekspor
A
A
A
Sindonews.com - Nilai jual ekspor Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan negara Malaysia dan Singapura walaupun dengan produk yang sama dari Indonesia. Malaysia dan Singapura bisa menjual 30 persen lebih tinggi dibanding harga jual Indonesia.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan Singapura dan Malaysia mampu meningkatkan nilai ekspor beberapa produk seperti buah-buahan tropis yang diambil dari Indonesia yang meningkat mencapai 20-30 persen.
"Jadi ini tentunya terjadi penambahan nilai dari Singapura dan Malaysia (dari produk Indonesia). Nah, ini bagaimana kita bisa melakukan penambahan nilai di Indonesia, supaya angka ekspor kita lebih tinggi," tegas Gita.
Dia menjelaskan, dengan nilai ekspor yang diperoleh dari kedua negara tersebut membuat Indonesia kalah atau rugi dengan tingkat persentase yang sama. Di mana kedua negara tersebut justru bisa menaikkan nilai lebih tinggi dibanding ekspor Indonesia, meski produk tersebut didapat dari Indonesia.
Oleh karena itu, dia menegaskan Indonesia harus bisa melakukan kenaikan nilai jual ekspor ini dan juga dia mengatakan akan melakukan koordinasi dengan pihak bea cukai untuk lebih memudahkan penghitungan jumlah produk yang masuk ke kedua negara tersebut.
"Saya tidak tahu (apakah ada kebocoran di bea cukai). Yang pasti, penambahan nilai terjadi di dua negara itu. Dan ini harus disikapi. Jadi policy perdagangan kita ini, bagaimana kita bisa meng-counting (melindungi) penambahan nilai di dalam negeri, semaksimal mungkin," jelasnya
Dia menjelaskan, sudah terjadi gap antara perhitungan jumlah yang tercatat dan yang ada di lapangan. Di mana diketahui jumlah yang dikirim ke Singapura dan lainnya ternyata angkanya lebih besar dibanding dengan angka yang dicatat.
"Sehingga, itu mencerminkan ada unsur-unsur barang yang tidak dicatat. Dan ini adalah buah yang sangat bisa dipetik untuk tingkatkan ekspor kita 20-30 persen juga," pungkasnya. (ank)
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan Singapura dan Malaysia mampu meningkatkan nilai ekspor beberapa produk seperti buah-buahan tropis yang diambil dari Indonesia yang meningkat mencapai 20-30 persen.
"Jadi ini tentunya terjadi penambahan nilai dari Singapura dan Malaysia (dari produk Indonesia). Nah, ini bagaimana kita bisa melakukan penambahan nilai di Indonesia, supaya angka ekspor kita lebih tinggi," tegas Gita.
Dia menjelaskan, dengan nilai ekspor yang diperoleh dari kedua negara tersebut membuat Indonesia kalah atau rugi dengan tingkat persentase yang sama. Di mana kedua negara tersebut justru bisa menaikkan nilai lebih tinggi dibanding ekspor Indonesia, meski produk tersebut didapat dari Indonesia.
Oleh karena itu, dia menegaskan Indonesia harus bisa melakukan kenaikan nilai jual ekspor ini dan juga dia mengatakan akan melakukan koordinasi dengan pihak bea cukai untuk lebih memudahkan penghitungan jumlah produk yang masuk ke kedua negara tersebut.
"Saya tidak tahu (apakah ada kebocoran di bea cukai). Yang pasti, penambahan nilai terjadi di dua negara itu. Dan ini harus disikapi. Jadi policy perdagangan kita ini, bagaimana kita bisa meng-counting (melindungi) penambahan nilai di dalam negeri, semaksimal mungkin," jelasnya
Dia menjelaskan, sudah terjadi gap antara perhitungan jumlah yang tercatat dan yang ada di lapangan. Di mana diketahui jumlah yang dikirim ke Singapura dan lainnya ternyata angkanya lebih besar dibanding dengan angka yang dicatat.
"Sehingga, itu mencerminkan ada unsur-unsur barang yang tidak dicatat. Dan ini adalah buah yang sangat bisa dipetik untuk tingkatkan ekspor kita 20-30 persen juga," pungkasnya. (ank)
()