LSM asing penyebab CPO Indonesia ditolak AS
A
A
A
Sindonews.com - Kebijakan Amerika Serikat (AS) yang menolak minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) asal Indonesia dinilai berniat melumpuhkan Indonesia dalam persaingan perdagangan global. Salah satu indikasinya ada kampanye hitam yang kerap didengung-dengungkan sejumlah pihak mengenai lingkungan Indonesia di dunia internasional.
"Penolakan CPO sangat erat dengan persaingan global. Indonesia sebagai negara dunia ketiga memang sering dikalahkan lewat isu lingkungan. Tentu ada juga hubungannya dengan kampanye LSM asing selama ini. Sebab, mereka akan bergerak kalau ada maksudnya. Itu gerakan sistematis," ungkap Pengamat intelijen Wawan Purwanto, saat dihubungi wartawan, Senin (6/2/2012).
Seperti diketahui, per 28 Januari 2012, pihak AS secara resmi menolak CPO dan turunannya asal Indonesia. Alasannya, sawit Indonesia adalah produk yang tidak ramah lingkungan.
Wawan menilai, kehadiran LSM asing di Indonesia merupakan penjajahan model baru yang tidak lagi mengedepankan kekuatan militer. Akan tetapi, sasarannya tetap sama yakni menguasai perekonomian Indonesia.
"Makanya tidak adil juga, impor pesawat Boeing kita banyak, Presiden Obama bahkan langsung menyaksikan kerja sama itu. Tetapi produk kita malah ditolak? Dari sini sebenarnya sudah jelas apa maksud mereka," ungkapnya.
Menurut Wawan, perlawanan terhadap boikot AS itu bisa sukses jika pemerintah dan pengusaha sepakat melakukan lobi-lobi informal kepada pihak-pihak yang berpengaruh di negeri Paman Sam itu.
"Dekati saja orang berpengaruh di sana, kemudian diikuti dengan lobi formal. Kita tahu hubungan antara SBY dan Obama kan cukup dekat. Ini yang perlu dicermati,” imbaunya.
Di sisi lain, sambung Wawan, RUU Ormas yang saat ini digodok DPR juga bisa menjadi pintu masuk untuk menghentikan gerakan destruktif LSM asing tersebut.
"RUU Ormas yang menyebutkan larangan memungut dana dari donatur Indonesia cukup ampuh menghadang LSM asing. Kalau masih melanggar, mereka tentu saja bisa dibongkar," tegas dia.
Yang terpenting, lanjut Wawan, adalah menggalakkan rasa nasionalisme di kalangan pengusaha termasuk pemerintah. Perjuangan bersama menuju kesetaraan dengan negara maju merupakan cara paling efektif untuk menyingkirkan kampanye hitam yang menyerang Indonesia.
"Manakala nasionalisme kita terkoyak, saya kira semua harus turun tangan. Pengusaha boleh mencari untung tetapi nasionalisme juga harus tetap dipertahankan," tukas Wawan. (bro)
()