Martina Berto incar sertifikat halal
A
A
A
Sindonews.com – PT Martina Berto Tbk (MBTO) menargetkan memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MIU) untuk produk Sari Ayu and Caring Colour pada semester pertama tahun ini.
Setelah itu,perseroan akan mendaftarkan semua merek untuk bisa memperoleh sertifikat halal. Head of Investor Relation MBTO Desril Muchtar mengatakan, sertifikat halal itu bisa berdampak positif bagi penjualan perseroan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. “Kami ingin meningkatkan penjualan di Malaysia, Brunei Darussalam, serta sejumlah negara di Timur Tengah,” katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, saat ini nilai ekspor MBTO ke Malaysia dan Brunei Darussalam baru sekitar satu persen hingga dua persen dari total penjualan perseroan. Sementara, penjualan di negara-negara Timur Tengah belum dilakukan secara permanen. Padahal, potensi penjualan di negara-negara tersebut sangat baik.
Adanya sertifikat halal dari MUI diyakini akan berdampak positif bagi kinerja perseroan di masa mendatang. Apalagi, sertifikat yang dikeluarkan MUI juga bisa dipergunakan di sejumlah negara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pada 2016 mendatang, perseroan berharap sekitar lima persen dari penjualan yang dilakukan terjadi di luar negeri. “Kami belum menghitung berapa kenaikan penjualan yang disebabkan oleh adanya sertifikat halal.Tapi, kami yakin akan signifikan,” tutur dia.
Desril menyebutkan rencana perseroan membuka Martha Tilaar Shop di Jurong Park, Singapura, dalam waktu dekat ini. Untuk kebutuhan itu, perseroan telah menyediakan dana sebesar Rp1 miliar–Rp2 miliar. Sedangkan, di dalam negeri perseroan akan membuka empat hingga lima Martha Tilaar Shop,salah satunya bertempat di Mal Casablanca. Tahun ini perseroan menargetkan memperoleh pendapatan Rp640 miliar dan laba bersih Rp42 miliar hingga Rp43 miliar.
Pada 2011 lalu perseroan memperoleh pendapatan Rp566 miliar dengan laba bersih Rp36 miliar.Tahun ini sumbangan terbesar penjualan diperkirakan masih berasal dari kosmetik warna yakni 50,7 persen. Diikuti produk kulit dan perawatan tubuh (25 persen) ,perawatan rambut (13 persen), dan herbal serta produk lain (11,3 persen).
Direktur Pefindo Yose Rizal mengatakan, tingginya daya beli karena pertumbuhan ekonomi dan didukung populasi yang besar di Indonesia membuat industri kosmetik lebih prospektif. “Bahkan jika krisis global berlanjut, kami percaya penjualan MBTO tidak akan banyak terpengaruh karena tren yang kuat dalam penggunaan kosmetik herbal,”kata dia.
Pefindo percaya, pertumbuhan rata-rata tahunan pendapatan (CAGR) perseroan bisa mencapai 18 persen selama periode 2011–2015. Di sisi lain, MBTO terus memperbesar jaringan distribusinya. Sampai saat ini MBTO memiliki sekitar 16 cabang, enam depot, dan 24 agen yang tersebar di seluruh Indonesia.
Setelah itu,perseroan akan mendaftarkan semua merek untuk bisa memperoleh sertifikat halal. Head of Investor Relation MBTO Desril Muchtar mengatakan, sertifikat halal itu bisa berdampak positif bagi penjualan perseroan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. “Kami ingin meningkatkan penjualan di Malaysia, Brunei Darussalam, serta sejumlah negara di Timur Tengah,” katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, saat ini nilai ekspor MBTO ke Malaysia dan Brunei Darussalam baru sekitar satu persen hingga dua persen dari total penjualan perseroan. Sementara, penjualan di negara-negara Timur Tengah belum dilakukan secara permanen. Padahal, potensi penjualan di negara-negara tersebut sangat baik.
Adanya sertifikat halal dari MUI diyakini akan berdampak positif bagi kinerja perseroan di masa mendatang. Apalagi, sertifikat yang dikeluarkan MUI juga bisa dipergunakan di sejumlah negara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pada 2016 mendatang, perseroan berharap sekitar lima persen dari penjualan yang dilakukan terjadi di luar negeri. “Kami belum menghitung berapa kenaikan penjualan yang disebabkan oleh adanya sertifikat halal.Tapi, kami yakin akan signifikan,” tutur dia.
Desril menyebutkan rencana perseroan membuka Martha Tilaar Shop di Jurong Park, Singapura, dalam waktu dekat ini. Untuk kebutuhan itu, perseroan telah menyediakan dana sebesar Rp1 miliar–Rp2 miliar. Sedangkan, di dalam negeri perseroan akan membuka empat hingga lima Martha Tilaar Shop,salah satunya bertempat di Mal Casablanca. Tahun ini perseroan menargetkan memperoleh pendapatan Rp640 miliar dan laba bersih Rp42 miliar hingga Rp43 miliar.
Pada 2011 lalu perseroan memperoleh pendapatan Rp566 miliar dengan laba bersih Rp36 miliar.Tahun ini sumbangan terbesar penjualan diperkirakan masih berasal dari kosmetik warna yakni 50,7 persen. Diikuti produk kulit dan perawatan tubuh (25 persen) ,perawatan rambut (13 persen), dan herbal serta produk lain (11,3 persen).
Direktur Pefindo Yose Rizal mengatakan, tingginya daya beli karena pertumbuhan ekonomi dan didukung populasi yang besar di Indonesia membuat industri kosmetik lebih prospektif. “Bahkan jika krisis global berlanjut, kami percaya penjualan MBTO tidak akan banyak terpengaruh karena tren yang kuat dalam penggunaan kosmetik herbal,”kata dia.
Pefindo percaya, pertumbuhan rata-rata tahunan pendapatan (CAGR) perseroan bisa mencapai 18 persen selama periode 2011–2015. Di sisi lain, MBTO terus memperbesar jaringan distribusinya. Sampai saat ini MBTO memiliki sekitar 16 cabang, enam depot, dan 24 agen yang tersebar di seluruh Indonesia.
()