Kredit investasi di Solo melesat 68%
A
A
A
Sindonews.com - Kecenderungan adanya penurunan suku bunga kredit investasi di Surakarta pada 2011 menjadikan kredit investasi di kota ini mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 68,24 persen (yoy) atau menjadi Rp3,32 triliun.
"Pertumbuhan kredit investasi sebesar itu, antara lain disebabkan oleh kecenderungan penurunan suku bunga kredit investasi pada 2011 dibanding 2010. Di samping memang adanya kemudahan dalam melakukan investasi di kota Solo,” jelas Kepala Kantor Bank Indonesia Solo Doni P Joewono di Kantor Bank Indonesia Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2012).
Terkait pertumbuhan investasi, kota Solo memperoleh juara III dalam Investment Award 2011 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) antara lain karena Kota Surakarta dianggap memiliki kesiapan SDM, sarana dan prasarana.
Konsep prasarana untuk menunjang investasi dan peran pemerintah daerah dalam menarik pemodal menurut Doni P Joewono, cukup signifikan. Sehingga investasi di kota Solo dan sekitarnya dapat tumbuh dengan baik.
"Tingginya pertumbuhan kredit investasi memang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa indikator tingkat intermediasi perbankan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Desember 2011 sebesar 98,92 persen mengindikasikan bahwa hampir seluruh simpanan masyarakat pada perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta ini disalurkan dalam bentuk kredit/pembiayaan.
"Sementara itu, kualitas kredit juga tetap terjaga yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,77 persen," jelasnya.
Selain kredit investasi menurut Doni, pertumbuhan kredit konsumsi juga tumbuh sebesar 21,33 persen (yoy) menjadi sebesar Rp8,78 triliun, sedang kredit modal kerja tumbuh 18,09 persen (yoy) menjadi sebesar Rp18,23 triliun. (ank)
"Pertumbuhan kredit investasi sebesar itu, antara lain disebabkan oleh kecenderungan penurunan suku bunga kredit investasi pada 2011 dibanding 2010. Di samping memang adanya kemudahan dalam melakukan investasi di kota Solo,” jelas Kepala Kantor Bank Indonesia Solo Doni P Joewono di Kantor Bank Indonesia Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2012).
Terkait pertumbuhan investasi, kota Solo memperoleh juara III dalam Investment Award 2011 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) antara lain karena Kota Surakarta dianggap memiliki kesiapan SDM, sarana dan prasarana.
Konsep prasarana untuk menunjang investasi dan peran pemerintah daerah dalam menarik pemodal menurut Doni P Joewono, cukup signifikan. Sehingga investasi di kota Solo dan sekitarnya dapat tumbuh dengan baik.
"Tingginya pertumbuhan kredit investasi memang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa indikator tingkat intermediasi perbankan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Desember 2011 sebesar 98,92 persen mengindikasikan bahwa hampir seluruh simpanan masyarakat pada perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta ini disalurkan dalam bentuk kredit/pembiayaan.
"Sementara itu, kualitas kredit juga tetap terjaga yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,77 persen," jelasnya.
Selain kredit investasi menurut Doni, pertumbuhan kredit konsumsi juga tumbuh sebesar 21,33 persen (yoy) menjadi sebesar Rp8,78 triliun, sedang kredit modal kerja tumbuh 18,09 persen (yoy) menjadi sebesar Rp18,23 triliun. (ank)
()