BP Migas siapkan gas untuk pupuk 645,2 mmscfd
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pelakasana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan sudah menyiapkan pasokan gas untuk industri pupuk sebesar 645,2 mmscfd di 2012.
Deputi Pengendalian Opersasi BP Migas Rudi Rubiandini mengatakan pasokan gas tersebut terdiri dari pasokan untuk Pupuk Sriwijaya sebesar 225 mmscfd. Pasokan gas ini akan berasal dari Pertamina EP Region Sumatera Selatan sebesar 166 mmscfd untuk pabrik pupuk Pusri IB, III, dan IV. Blok South Sumatera Extension (SSE) milik PT Medco EP Indonesia juga akan memasok gas sebesar 45 mmscfd untuk pabrik pupuk Pusri II dan JOB Talisman akan memasok gas sebesar 14 mmscfd.
"Bahkan, untuk pasokan gas setelah tahun 2012, sudah ada MOU perpanjangan pasokan gas dari Pertamina EP selama lima tahun (1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2017) sebesar 166 mmscfd," ujarnya kepada okezone di Jakarta Selasa (7/2/2012).
Menurutnya, Pusri meminta tambahan pasokan gas sebesar 187 mmscfd untuk menghidupi pabrik pupuk pusri IB (54 mmscfd), pusri IIB (63 mmscfd) dan IIIB (70 mmscfd). "Sayangnya, permintaan pasokan gas tambahan ini sulit dipenuhi secara keseluruhan karena belum adanya penemuan sumber baru di wilayah Sumatera," tegasnya.
Dirinya melanjutkan, BP Migas bisa mencarikan tambahan pasokan gas dari beberapa potensi sumber gas seperti eksplorasi Medco blok SSE, Grissik Conoco Philips dan Pertamina EP area Sumbagsel Jambi. Namun, hal itu bisa dipenuhi jika ada transmisi pipa lewat pipa PGN SSWJ 2 atau pembangunan pipa tersendiri apabila kandungan gas tidak sesuai dengan standar PGN.
"Untuk itu diperlukan pembangunan pipa baru oleh pihak Pusri, Tetapi menurut Pusri pembangunan pipa membuat pabrik mereka tidak ekonomis. Karenanya, untuk program revitalisasi pabrik pusri, ia mengusulkan supaya pusri direlokasi ke Tangguh yang berdekatan dengan sumber gas," jelasnya.
Kemudian, lanjut dia Pupuk Kujang Cikampek (PKC) akan mendapatkan pasokan gas sebesar 86 mmscfd dari Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Namun, pasokan gas untuk PKC ini masih lebih kecil dari permintaan sebesar 105 mmscfd. PKC masih akan mendapatkan pasokan gas dari Pertamina EP dan PHE ONWJ hingga 2016.
"Setelah 2016, PKC diharapkan melakukan pembahasan dengan kementrian BUMN guna mendapatkan alokasi gas dari terminal receiving LNG Jawa Barat dan melakukan negoisasi dengan PGN untuk membeli sebagian gas PGN eks blok koridor selama 15 tahun dan ex blok Pertamina EP sumbagsel selama 10 tahun," terangnya.
Sedangkan, tambah Rudi Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bakal mendapatkan pasokan gas dari Vico, PT Total EP Indonesie dan Chevron Sebuku sebanyak 269,2 mmscfd. "Pasokan gas untuk pabrik pupuk PKT sudah aman hingga 2022. Untuk PKT II akan mendapatkan pasokan gas sebesar 90,4 mmscfd hingga 31 Desember 2018. Sedangkan PKT III mendapatkan pasokan gas sebesar 45 mmscfd hingga tahun 2020 dan PKT IV mendapatkan pasokan gas sebesar 49 mmscfd hingga Desember 2022," katanya.
Untuk PKT V yang merupakan pengganti dari PKT I, lanjut Rudi, telah dialokasikan gas dari Total, Pearl Oil Sebuku, Inpex, Vico dan Chevron dengan volume 80 mmscfd selama 2011-2021. Vico dan Chevron akan berkontribusi mulai tahun 2017 pada saat pasokan gas dari Pearl Oil Sebuku mulai decline. "PJBG telah ditandatangani pada 6 Juni 2011 dihadapan menteri BUM," katanya.
Terakhir, tambah dia pabrik pupuk Petrokimia Gresik (PKG) akan mendapatkan pasokan gas sebanyak 65 mmscfd. Pasokan gas untuk PKG berasal dari Kodeco sebesar 37 mmscfd, Kangean Energy Indonesia Pagerungan sebesar 22 mmscfd, Lapangan Lengowangi milik JOB Petrochina Tuban sebesar 5 mmscfd dan Lapangan Tanggulangin milik Lapindo Brantas Inc sebesar 1,5 mmsfcd.
"Perpanjangan pasokan gas untuk PKG sebesar 60 BBTUD telah dialokasikan dari pangan gas terang, sirasun, batur dan direncanakan gas akan mulai dialirkan pada akhir 2012. Sedangkan kebutuhan gas untuk program revitalisasi pabrik pupuk PKG telah dilokasikan dari Mobil Cepu Limited sebesar 60 mmscfd hingga 85 mmscfd. Pasokan gas dari MCL baru akan mengalir pada 2015," pungkas Rudi
Deputi Pengendalian Opersasi BP Migas Rudi Rubiandini mengatakan pasokan gas tersebut terdiri dari pasokan untuk Pupuk Sriwijaya sebesar 225 mmscfd. Pasokan gas ini akan berasal dari Pertamina EP Region Sumatera Selatan sebesar 166 mmscfd untuk pabrik pupuk Pusri IB, III, dan IV. Blok South Sumatera Extension (SSE) milik PT Medco EP Indonesia juga akan memasok gas sebesar 45 mmscfd untuk pabrik pupuk Pusri II dan JOB Talisman akan memasok gas sebesar 14 mmscfd.
"Bahkan, untuk pasokan gas setelah tahun 2012, sudah ada MOU perpanjangan pasokan gas dari Pertamina EP selama lima tahun (1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2017) sebesar 166 mmscfd," ujarnya kepada okezone di Jakarta Selasa (7/2/2012).
Menurutnya, Pusri meminta tambahan pasokan gas sebesar 187 mmscfd untuk menghidupi pabrik pupuk pusri IB (54 mmscfd), pusri IIB (63 mmscfd) dan IIIB (70 mmscfd). "Sayangnya, permintaan pasokan gas tambahan ini sulit dipenuhi secara keseluruhan karena belum adanya penemuan sumber baru di wilayah Sumatera," tegasnya.
Dirinya melanjutkan, BP Migas bisa mencarikan tambahan pasokan gas dari beberapa potensi sumber gas seperti eksplorasi Medco blok SSE, Grissik Conoco Philips dan Pertamina EP area Sumbagsel Jambi. Namun, hal itu bisa dipenuhi jika ada transmisi pipa lewat pipa PGN SSWJ 2 atau pembangunan pipa tersendiri apabila kandungan gas tidak sesuai dengan standar PGN.
"Untuk itu diperlukan pembangunan pipa baru oleh pihak Pusri, Tetapi menurut Pusri pembangunan pipa membuat pabrik mereka tidak ekonomis. Karenanya, untuk program revitalisasi pabrik pusri, ia mengusulkan supaya pusri direlokasi ke Tangguh yang berdekatan dengan sumber gas," jelasnya.
Kemudian, lanjut dia Pupuk Kujang Cikampek (PKC) akan mendapatkan pasokan gas sebesar 86 mmscfd dari Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Namun, pasokan gas untuk PKC ini masih lebih kecil dari permintaan sebesar 105 mmscfd. PKC masih akan mendapatkan pasokan gas dari Pertamina EP dan PHE ONWJ hingga 2016.
"Setelah 2016, PKC diharapkan melakukan pembahasan dengan kementrian BUMN guna mendapatkan alokasi gas dari terminal receiving LNG Jawa Barat dan melakukan negoisasi dengan PGN untuk membeli sebagian gas PGN eks blok koridor selama 15 tahun dan ex blok Pertamina EP sumbagsel selama 10 tahun," terangnya.
Sedangkan, tambah Rudi Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bakal mendapatkan pasokan gas dari Vico, PT Total EP Indonesie dan Chevron Sebuku sebanyak 269,2 mmscfd. "Pasokan gas untuk pabrik pupuk PKT sudah aman hingga 2022. Untuk PKT II akan mendapatkan pasokan gas sebesar 90,4 mmscfd hingga 31 Desember 2018. Sedangkan PKT III mendapatkan pasokan gas sebesar 45 mmscfd hingga tahun 2020 dan PKT IV mendapatkan pasokan gas sebesar 49 mmscfd hingga Desember 2022," katanya.
Untuk PKT V yang merupakan pengganti dari PKT I, lanjut Rudi, telah dialokasikan gas dari Total, Pearl Oil Sebuku, Inpex, Vico dan Chevron dengan volume 80 mmscfd selama 2011-2021. Vico dan Chevron akan berkontribusi mulai tahun 2017 pada saat pasokan gas dari Pearl Oil Sebuku mulai decline. "PJBG telah ditandatangani pada 6 Juni 2011 dihadapan menteri BUM," katanya.
Terakhir, tambah dia pabrik pupuk Petrokimia Gresik (PKG) akan mendapatkan pasokan gas sebanyak 65 mmscfd. Pasokan gas untuk PKG berasal dari Kodeco sebesar 37 mmscfd, Kangean Energy Indonesia Pagerungan sebesar 22 mmscfd, Lapangan Lengowangi milik JOB Petrochina Tuban sebesar 5 mmscfd dan Lapangan Tanggulangin milik Lapindo Brantas Inc sebesar 1,5 mmsfcd.
"Perpanjangan pasokan gas untuk PKG sebesar 60 BBTUD telah dialokasikan dari pangan gas terang, sirasun, batur dan direncanakan gas akan mulai dialirkan pada akhir 2012. Sedangkan kebutuhan gas untuk program revitalisasi pabrik pupuk PKG telah dilokasikan dari Mobil Cepu Limited sebesar 60 mmscfd hingga 85 mmscfd. Pasokan gas dari MCL baru akan mengalir pada 2015," pungkas Rudi
()