Ekonomi Sumut tumbuh 6,58%
A
A
A
Sindonews.com – Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada 2011 mencapai angka 6,58 persen. Hal itu diukur berdasarkan kenaikan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000.
Pertumbuhan tersebut, lebih besar dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya 6,35 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh pertumbuhan positif pada semua sektor ekonomi. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan merupakan sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 13,61 persen dibanding dengan sektor perekonomian lainnya.
Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 8,96 persen, sektor bangunan 8,54 persen, sektor jasa-jasa 8,30 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,12 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih 8,02 persen.
“Sedangkan 3 sektor perekonomian lainnya tumbuh di bawah 7 persen. Tiga sektor itu, yakni sektor pertambangan dan penggalian 6,73 persen, sektor pertanian 5,39 persen, dan sektor industri pengolahan 1,70 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno, dalam paparannya di kantor BPS, Selasa (7/2/2012).
Dia mengatakan, pada 2011 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut atas dasar harga berlaku mencapai Rp314,16 triliun. Sedangkan berdasar atas dasar harga konstan 2000 tercapai sebesar Rp126,45 triliun.
Atas dasar harga berlaku, imbuhnya, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto yang terbesar pada 2011 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp70,67 triliun.
Disusul oleh sektor pertanian sebesar Rp70,64 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp60,03 triliun, sektor jasa-jasa sebesar Rp34,62 triliun.
Adapun sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp28,83 triliun, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp21,89 triliun, serta sektor bangunan sebesar Rp20,17 triliun.
“Kemudian, sektor ekonomi lainnya yaitu sektor pertambangan dan penggalian menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp4,34 triliun, dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp2,97 triliun,” bebernya.
Suharno menambahkan, sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur PDRB Sumut, yakni sebesar 22,50 persen. Lalu diikuti oleh sektor pertanian yaitu 22,48 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 19,11 persen, sektor jasa-jasa 11,02 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,18 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 6,97 persen, sektor bangunan 6,42 persen, sektor pertambangan dan penggalian 1,38 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih 0,94 persen.
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Sumut masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang memberikan sumbangan sebesar 3,91 persen. Pembentukan modal tetap bruto 1,54 persen, konsumsi pemerintah 0,60 persen, ekspor barang dan jasa neto 0,44 persen (ekspor barang dan jasa 7,32 persen dan impor barang dan jasa 6,88 persen), perubahan stok 0,08 persen, dan konsumsi nirlaba 0,01 persen.
”Jadi di sini dapat kita lihat bahwa konsumsi nirlaba memberikan sumbangan yang sangat sedikit untuk pertumbuhan ekonomi kita,” terangnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Jhon Tafbu Ritonga mengatakan, pertumbuhan ini memang sudah diprediksi, baik sektor penyumbang maupun peran konsumsi.
”Ya, ini (pertumbuhan ekonomi Sumut) bagus. Tapi sebenarnya bisa lebih bagus lagi, kalau pemerintah daerah bekerja efektif dan optimal,” tuturnya. (bro)
()