Momentum transformasi ekonomi

Rabu, 08 Februari 2012 - 08:49 WIB
Momentum transformasi ekonomi
Momentum transformasi ekonomi
A A A
Sindonews.com – Pencapaian pendapatan per kapita di atas USD3.500 merupakan titik penting bagi perekonomian Indonesia. Momentum ini harus dimanfaatkan sebagai transformasi menuju perekonomian yang lebih maju.

Badan Pusat Statistik (BPS), Senin 6 Februari 2012, melaporkan, ekonomi Indonesia pada tahun lalu tumbuh 6,5 persen dengan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun (USD850 miliar).

Terakselerasinya kinerja pertumbuhan ekonomi pada 2011 otomatis mendorong kenaikan pendapatan per kapita. BPS mencatat,pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp30,8 juta atau USD3.542,9, naik dibandingkan 2010, Rp27,1 juta (USD3.010,1).

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Firmanzah menuturkan, PDB per kapita yang terus meningkat merupakan modal penting bagi Indonesia untuk terus meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia sekaligus mendorong roda perekonomian nasional.

”Menunjukkan perbaikan yang signifikan. Meningkatnya PDB per kapita bisa menjadi momentum transformasi ekonomi,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, semakin besarnya kelompok masyarakat kelas menengah di Indonesia perlu didorong agar memiliki peran lebih maksimal dalam mengakselerasi perekonomian. Kelas menengah jangan hanya menjadi masyarakat konsumtif, tapi mulai berpikir untuk memaksimalkan pendapatannya agar memberi efek pengganda bagi perekonomian dalam negeri. ”Momentum ini harus dimanfaatkan untuk mendorong PDB semakin tinggi, ”tandasnya.

Di beberapa negara, pendapatan per kapita yang sudah melampaui USD3.000 terbukti menghasilkan efek ganda bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Meningkatnya pendapatan per kapita memunculkan fenomena melonjaknya jumlah masyarakat yang masuk golongan kelas menengah. ”Ini terjadi di negara-negara maju di kawasan Asia.Kita berharap bisa seperti itu,”ungkapnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, peningkatan pendapatan per kapita dibarengi dengan peralihan sektor pendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri dari semula sektor primer seperti pertanian ke sekunder semisal industri pengolahan dan jasa. Peralihan itu tidak perlu dikhawatirkan lantaran merupakan ciri transformasi ekonomi negara berkembang ke negara maju.

”Momentum ini perlu diperkuat dengan memperluas pendapatan masyarakat sehingga ketimpangan bisa diminimalisasi,” tandas mantan mensesneg ini.

Salah satu upaya pemerintah adalah memperluas pembangunan ekonomi ke berbagai daerah melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dengan demikian,aktivitas pembangunan dan peningkatan ekonomi tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa. ”Kuncinya itu,”ucapnya.

Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan realisasi laju pertumbuhan ekonomi 2011 yang mencapai 6,5 persen, pemerintah semakin optimistis menatap target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok sebesar 6,7 persen.

”Tentunya kita belajar dari 6,5 persen ini. Karena ekspor lebih rendah pertumbuhannya, jadi fokus untuk 2012 adalah memacu pertumbuhan investasi, baik private sector maupun public sector,” papar Bambang.

Pihaknya optimistis kinerja investasi semakin baik seiring diraihnya predikat layak investasi (investment grade). Secara otomatis, investment grade akan mendorong aliran modal ke Indonesia. Momentum ini perlu dimanfaatkan dengan menjaga iklim investasi dan bisnis.

Insentif fiskal yang sudah disiapkan pemerintah perlu ditingkatkan untuk dapat menarik minat investasi. Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk mengakselerasi ekonomi, yakni ketersediaan infrastruktur yang berkualitas.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6823 seconds (0.1#10.140)