Perbaiki lingkungan, REDD+ gandeng perusahaan tambang
A
A
A
Sindonews.com - Satuan Tugas Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation plus (Satgas REDD+) akan berusaha menggandeng perusahaan tambang yang notabene banyak merusak lingkungan.
Hal ini disampaikan Ketua Satgas REDD Kuntoro Mangkusubroto yang ditemui dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Hotel Le Meredien, Jakarta Rabu (8/2/2012).
"Terus terang saja belum memikirkan ide ini. Tapi kenapa tidak. Kita akan ekspan ke perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merusak alam," ujar Kuntoro.
Dirinya menyampaikan segera mendorong upaya perusahaan tersebut untuk memperbaiki lingkungan. "Mereka harus mencover damage lingkungan. Kita akan dorong mereka untuk memperbaiki lingkungan," tegasnya.
Menurutnya ide ini akan menjadi referensi pihaknya dalam memperbaiki lingkungan yang sudah dirusak oleh perusahaan tambang tersebut. "Ini awal yang kita jadikan reference. Harapan ada perubaha mindset dari generasi muda, alam ini slama ini diperlakukan semena-mena. Ini tidak mudah, kita masih butuh hutan kita sebagai penghasilan, ditebang dan dijual kayunya. Yang penting gimana agar pohonnya tetap tegak," katanya.
Lebih lanjut kata Kuntoro pihaknya akan berusaha mendorong perusahaan tersebut untuk memakai teknologi yang juga ramah lingkungan. "Jika di hutan harus memelihara hutan, nanam pohon, dan pemakaian teknologi yang ramah lingkungan," pungkasnya.
Sebelumnya, Pertamina Foundation juga menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung program Sekolah Sobat Bumi (SSB) untuk langkah untuk mengurangi emisi dan menjaga lingkungan di Indonesia.
"Kami menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung program SSB ini yang tersebar di delapan provinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Riau, Lampung dan Kalimantan Timur," ujar Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono
Dirinya mengatakan keberadaan Satuan Tugas Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation plus (Satgas REDD+) akan membantu dan berkoordinasi antara pihak sekolah dan pejabat dan instansi terkait. "Koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Pertamina Foundation Ahmad Rizali mengatakan dukungan Satgas REDD+ merupakan bukti komitmen pemerintah terhadap isu-isu lingkungan. "Sebab program SSB memfokuskan pada empat proyek lingkungan hidup seperti energi terbarukan, tabung pohon, pengolahan limbah, transportasi hijau," katanya.
Kerjasama ini, lanjut dia akan berjalan selama tiga tahun dan diharapkan dalam kurun waktu tersebut akan muncul 170 sekolah hijau dari hasil binaan 17 SSB Champion.
"Sekolah-sekolah tersebut nantinya dapat dijadikan model dan berpeluang mendapatkan penghargaan adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup seperti diraih 17 SSB Champion," pungkasnya.
Hal ini disampaikan Ketua Satgas REDD Kuntoro Mangkusubroto yang ditemui dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Hotel Le Meredien, Jakarta Rabu (8/2/2012).
"Terus terang saja belum memikirkan ide ini. Tapi kenapa tidak. Kita akan ekspan ke perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merusak alam," ujar Kuntoro.
Dirinya menyampaikan segera mendorong upaya perusahaan tersebut untuk memperbaiki lingkungan. "Mereka harus mencover damage lingkungan. Kita akan dorong mereka untuk memperbaiki lingkungan," tegasnya.
Menurutnya ide ini akan menjadi referensi pihaknya dalam memperbaiki lingkungan yang sudah dirusak oleh perusahaan tambang tersebut. "Ini awal yang kita jadikan reference. Harapan ada perubaha mindset dari generasi muda, alam ini slama ini diperlakukan semena-mena. Ini tidak mudah, kita masih butuh hutan kita sebagai penghasilan, ditebang dan dijual kayunya. Yang penting gimana agar pohonnya tetap tegak," katanya.
Lebih lanjut kata Kuntoro pihaknya akan berusaha mendorong perusahaan tersebut untuk memakai teknologi yang juga ramah lingkungan. "Jika di hutan harus memelihara hutan, nanam pohon, dan pemakaian teknologi yang ramah lingkungan," pungkasnya.
Sebelumnya, Pertamina Foundation juga menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung program Sekolah Sobat Bumi (SSB) untuk langkah untuk mengurangi emisi dan menjaga lingkungan di Indonesia.
"Kami menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung program SSB ini yang tersebar di delapan provinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Riau, Lampung dan Kalimantan Timur," ujar Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono
Dirinya mengatakan keberadaan Satuan Tugas Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation plus (Satgas REDD+) akan membantu dan berkoordinasi antara pihak sekolah dan pejabat dan instansi terkait. "Koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Pertamina Foundation Ahmad Rizali mengatakan dukungan Satgas REDD+ merupakan bukti komitmen pemerintah terhadap isu-isu lingkungan. "Sebab program SSB memfokuskan pada empat proyek lingkungan hidup seperti energi terbarukan, tabung pohon, pengolahan limbah, transportasi hijau," katanya.
Kerjasama ini, lanjut dia akan berjalan selama tiga tahun dan diharapkan dalam kurun waktu tersebut akan muncul 170 sekolah hijau dari hasil binaan 17 SSB Champion.
"Sekolah-sekolah tersebut nantinya dapat dijadikan model dan berpeluang mendapatkan penghargaan adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup seperti diraih 17 SSB Champion," pungkasnya.
()