Pengusaha cemaskan kenaikan tarif listrik

Rabu, 08 Februari 2012 - 12:41 WIB
Pengusaha cemaskan kenaikan tarif listrik
Pengusaha cemaskan kenaikan tarif listrik
A A A
Sindonews.com - Bertambahnya pasokan listrik sehubungan pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 4, Jepara, tidak otomatis membuat pengusaha tenang. Kini mereka dicemaskan dengan rencana kenaikan tarif listrik bagi industri.

“Dengan bertambahnya pasokan listrik, otomatis kita tidak mengkhawatirkan lagi pemadaman bergilir. Tapi, jangan sampai kemudian harganya dinaikkan, itu membebani industri,” ungkap Wakil Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Agung Wahono.

Kekhawatiran pengusaha menyangkut tarif listrik bagi industri cukup beralasan. Apalagi, pemerintah sudah menggulirkan rencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada April 2012 sebesar 10 persen.

“Kami berharap tarifnya sama seperti yang kemarin. Ini saja industri masih tetap membayar cicilan pembayaran listrik secara bertahap sebagai bentuk komitmennya kepada PLN,” papar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Semarang ini.

Sebelumnya, sebanyak 39 pelanggan industri di Jateng dan DIY mengajukan permohonan pembayaran tarif tenaga listrik (TTL) secara mencicil. Ini dilakukan setelah PLN dengan industri tekstil menyepakati memberlakukan skema cicilan.

Agung juga menegaskan untuk mendukung perkembangan industri seharusnya pemerintah tidak memberikan beban lebih kepada pengusaha. Utamanya, terkait tarif listrik yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan industri.

“Tahun lalu kita sudah agak senang dengan menurunnya pemadaman bergilir oleh PLN. Kita berharap jangan ada kebijakan yang membebani industri,” paparnya.

Pada 2010 kegiatan pemadaman bergilir sering terjadi dan dirasakan mengganggu proses produksi. Sementara 2011 lalu tingkat pemadaman bergilir sudah menurun.

Terlepas dari itu, pihaknya mengapresiasi bertambahnya pasokan listrik di Jateng. Pasokan tersebut dapat memenuhi kebutuhan listrik dari kalangan industri, baik pemain lama maupun baru. “Minimal energi listrik yang tersedia sesuai kapasitas yang diminta industri,” ucapnya.

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Yuni Astuti juga merespons positif bertambahnya pasokan listrik di Jateng. Itu karena ketersediaan listrik menjadi salah satu faktor masuknya investor ke suatu daerah. “Benar, hal itu (tambahan energi listrik) jelas mendukung investasi karena yang ditanyakan investor saat mau berinvestasi pasti soal listrik, air, dan infrastruktur seperti jalan,” kata Yuni.

Dengan pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 4 Jepara, memberikan jaminan kepada investor bahwa ketersediaan listrik di Jateng aman. Meski begitu, masih ada faktor yang perlu diperbaiki yakni infrastruktur. Tepatnya Bandara Internasional Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas yang masih dalam proses pengembangan. Pihaknya juga tidak langsung membidik khusus masuknya investor seiring bertambahnya pasokan listrik.

“Investasi itu enggak bisa langsung, butuh proses. Seperti PLTU Tanjung Jati B Unit 4 Jepara dioperasikan terus tidak bisa berdampak langsung ke investasi pariwisata di Karimunjawa,” paparnya. Yuni mengakui industri pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas yang digarap dalam pengembangan investasi di Jateng ke depannya. Salah satu daerah yang potensial untuk pariwisata adalah Karimunjawa. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7874 seconds (0.1#10.140)