Kinerja industri gula makin anjlok

Jum'at, 10 Februari 2012 - 11:13 WIB
Kinerja industri gula makin anjlok
Kinerja industri gula makin anjlok
A A A
Sindonews.com - Kinerja industri pergulaan nasional dalam tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan. Ini akibat rendahnya daya saing komoditas tebu dibandingkan dengan berbagai komoditas lain.

Penurunan daya saing ini membuat lahan tebu terus menyusut. Para petani lebih memilih menanam komoditas non tebu seperti padi karena lebih menjanjikan.

Tahun 2009 produksi gula mencapai 2,6 juta ton per tahun turun dari posisi 2008 yang mencapai 2,7 juta ton. Tahun 2010, produksi gula kembali terkoreksi dengan total produksi 2,5 juta ton. Hingga pada tahun 2011 kembali anjlok ke angka 2,1 juta ton. Selain karena kurangnya daya saing, turunnya kinerja gula ini juga karena anomali cuaca.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X Subiyono mengatakan, susutnya lahan tebu saat ini karena diprioritaskan untuk komoditas pangan khususnya padi. Menurutnya tanaman tebu daya saingnya juga rendah. Komoditas tebu juga tidak memiliki keunggulan kompetitif sehingga banyak petani tebu yang beralih menanam komoditas yang memiliki nilai tambah lebih.

Menurutnya dulu harga gula dua kali lipat dari harga beras tetapi sekarang tidak jauh beda. Kalau pun ada selisih, kemungkinan hanya Rp1.500 per kilogram.

“Daya saing yang rendah ini karena harga gula juga rendah. Padahal biaya produksi terus meningkat. Seharusnya harga gula saat ini mencapai dua kali lipat dari harga beras,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Direktur Pemasaran PTPN X, Adig Suwandi yang mengakui bahwa komoditas tebu memang kurang memiliki daya saing jika dibanding dengan sejumlah komoditas lain.

Untuk meningkatkan daya saing tebu dan menumbuhkan produktivitas tanam ada beberapa hal yang harus dilakukan. Di antaranya melakukan penggantian ke varietas tebu unggulan, perbaikan manajemen tanam. Sementara dari sisi off-farm harus melakukan efisiensi pabrik seoptimal mungkin. “Optimalisasi masa tanam juga harus dilakukan,” imbuhnya.

Data Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Timur menunjukkan, dari total lahan tebu di Jawa Timur yang mencapai 197.000 hektare, lahan sawah yang ditanami tebu hanya tinggal 40 persen, terbesar dari lahan kering yang mencapai 60 persen. Padahal beberapa tahun lalu, lahan tebu dari sawah mencapai 60 persen dan sisanya 40 persen lahan kering.

“Di Jawa Timur, banyak lahan yang awalnya digunakan menanam tebu akhirnya beralih menanam komoditas tembakau atau padi,” ungkap Kepala Disbun Jawa Timur Samsul Arifin. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5564 seconds (0.1#10.140)