Investasi harus dorong ekonomi lokal
A
A
A
Sindonews.com – Investasi yang dilakukan di dalam negeri harus memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian daerah sekitarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengingatkan pemilik modal agar tidak hanya memikirkan keuntungan dari investasi yang ditanam di Indonesia, tetapi juga memperhatikan ekonomi masyarakat sekitar.
Secara tegas, pemerintah meminta investor untuk mengedepankan potensi masyarakat sekitar agar bisa mendorong perekonomian lokal.
”Kita minta perusahaan bisa memberdayakan masyarakat setempat agar memperoleh lapangan pekerjaan, pendapatan meningkat, kesejahteraan juga meningkat,” ungkap Hatta saat peletakan batu pertama pembangunan smelter mangan di Desa Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu 11 Februari 2012.
Hatta meminta investor menjalin sinergi yang baik dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Investor harus melibatkan dua unsur tersebut selama menjalankan aktivitas bisnis di dalam negeri. Masyarakat setempat perlu didorong untuk memiliki peran lebih untuk mengelola potensi daerahnya.
”Tidak boleh terjadi investasi, tapi masyarakat hanya jadi penonton. Itu tidak boleh terjadi,” tegas Hatta.
PT Jasindo Utama, investor proyek tersebut,mengungkapkan komitmennya untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral logam di Kupang dengan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Rencananya, proyek ini memiliki kapasitas produksi mencapai 24.000 ton per bulan. Proyek ini sudah mulai dikerjakan terhitung September 2011 lalu.
”Pabrik pengolahan dan pemurnian ini diharapkan bisa menghasilkan produk unggulan berupa ferromangan dan siliconmangan dengan kualitas tinggi yang berorientasi ekspor,” kata Presiden Direktur PT Jasindo Utama Chang Chongching.
Tahap pertama kapasitas produksi olahan mangan 3.000 ton per bulan, ditingkatkan menjadi 6.000 ton tahap kedua, serta tahap ketiga 24.000 ton.
Sementara itu, Hatta mengungkapkan bahwa pemerintah pusat berkomitmen mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia. ”Kita tidak ingin wilayah timur terus tertinggal,” ungkap Hatta.
Dia menyebutkan, pemerintah pusat telah menetapkan percepatan pembangunan dan memberikan perhatian lebih bagi lima provinsi di wilayah timur Indonesia. Lima provinsi tersebut yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT.
Dia menyebutkan, pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 triliun yang diperoleh dari saldo anggaran lebih (SAL) tahun 2011. ”Untuk pembangunan pelabuhan, kapal, infrastruktur jalan, perikanan, dan pertanian,” ungkap Hatta.
Untuk kebutuhan investasi, dalam dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diperkirakan mencapai Rp1.700 triliun. Investasi infrastruktur di koridor Nusa Tenggara Rp52,3 triliun.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur Lucky Eko Wuryanto menambahkan, keseriusan pemerintah pusat mendorong percepatan pembangunan di kawasan timur Indonesia akan direalisasikan.
Banyaknya daerah yang terisolasi dan belum terhubung, dinilai sebagai salah satu kondisi yang menyebabkan wilayah timur kerap dipandang terbelakang dibanding wilayah lain. ”Yang jelas, yang mau digenjot percepatan pembangunan,” ujarnya. (bro)
()