Permintaan minyak dunia naik

Senin, 13 Februari 2012 - 09:23 WIB
Permintaan minyak dunia...
Permintaan minyak dunia naik
A A A


Sindonews.com – Permintaan minyak dunia sepanjang tahun ini diprediksi menguat, meski di awal semester pertama sedikit melambat. Berkurangnya permintaan di paruh pertama disebabkan masih adanya tekanan akibat krisis utang Eropa.

Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) memprediksi, pertumbuhan permintaan minyak dunia pada akhir kuartal IV/2012 akan mencapai 91,2 juta barel per hari (bph).

Kendati demikian, untuk kuartal I dan II/2012 permintaan minyak dunia diprediksi hanya akan mencapai 89,1 juta bph dan 88,7 bph, melambat dibanding kuartal IV/ 2011 yang mencapai 89,8 bph.

Proyeksi permintaan minyak tahunan IEA, tersebut menurun 500.000 bph dibandingkan ramalan sebelumnya yang dibuat awal tahun ini. Pemangkasan proyeksi tersebut muncul karena produksi minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) telah mencapai level tertinggi sejak Oktober 2008 lalu.

Menurut IEA, pemotongan perkiraan pertumbuhan permintaan tersebut membuat pasar minyak mempunyai fleksibilitas yang cukup untuk menyesuaikan dengan penurunan ekspor minyak mentah dari Iran.

Embargo tersebut akan berlaku mulai Juli mendatang untuk membalas sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terkait pengembangan nuklir di Iran.

Analis mengatakan, penurunan proyeksi permintaan tersebut menunjukkan bahwa pasokan minyak dan angka permintaan tidak mendukung harga pada tingkat saat ini sekitar USD118 per barel untuk minyak mentah Brent North Sea.

Dalam keterangan resminya, IEA menyatakan persepsi risiko terjadinya gangguan pasokan minyak di Iran atau Sudan mencegah tingginya harga minyak dari kejatuhan.

Kepala Divisi Pasar Minyak IEA David Fyfe mengungkapkan, gangguan besar permintaan minyak dunia pada tahun ini secara signifikan menggambarkan lemahnya ekonomi Eropa.

Akhir pekan lalu, harga minyak mentah jenis light sweet crude kontrak utama New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Maret turun USD1,17 atau 1,2% menjadi USD98,67 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea turun USD1,28 atau 1,1% menjadi USD117,31 per barel.

Perkiraan pertumbuhan permintaan tersebut dipangkas setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4 persen pada Januari lalu menjadi 3,3 persen.

Menurut IEA, secara regional kawasan-kawasan yang akan mengalami peningkatan permintaan minyak mentah adalah China, Timur Tengah dan negara-negara bekas Uni Soviet. Khusus China, tahun ini permintaan minyaknya diprediksi menjadi 9,9 juta bph, naik dibandingkan tahun sebelumnya 9,5 bph.

Sedangkan Timur Tengah dan negara-negara bekas Uni Soviet naik masing-masing menjadi 8,2 bph dan 4,8 bph. Permintaan minyak kawasan Amerika Utara pada 2012 diprediksi melambat menjadi 23,5 bph dibandingkan tahun sebelumnya 23,5 bph.

Sementara di Eropa, permintaannya diprediksi turun dari sebelumnya 15 bph menjadi hanya 14,6 bph. Selain IEA, OPEC juga telah memangkas permintaan pertumbuhan minyak dunia karena lemahnya ekonomi Eropa dan AS.

Laporan bulanan OPEC pada Kamis 9 Februari 2012 menunjukkan, pasokan minyak lebih tinggi dari jumlah anggotanya yang disebabkan pulihnya industri minyak Libya dengan memproduksi hampir 1 juta barel per hari di atas tingkat target pada Januari.

Kartel minyak dunia tersebut menyatakan, permintaan global akan meningkat pada 2012 sebesar 940.000 barel per hari, sedangkan penggunaan minyak harian diperkirakan sebesar 88,76 juta barel per hari.

“Kekhawatiran mengenai ekonomi AS dan krisis utang Eropa telah menambah ketidakpastian tentang kebutuhan minyak dunia selama 12 bulan ke depan. Harga minyak mentah ritel diharapkan memiliki dampak negatif pada permintaan minyak di seluruh dunia,” ujar laporan OPEC dikutip Reuters,Kamis 9 Februari 2012.

Berbeda dengan IEA dan OPEC, Badan Informasi Energi AS justru optimistis dengan permintaan minyak negara itu. Lembaga itu justru meningkatkan estimasi pertumbuhan permintaan minyak global pada 2012 sebesar 50.000 bph menjadi 1,32 juta bph.

Analis Economist Intelligence Unit Caroline Bain memperkirakan, pelaku pasar akan terus memberikan perhatian pada potensi penawaran di luar lemahnya permintaan.

“Sampai prospek pasokan stabil,harga minyak diperkirakan akan terus meningkat yang mencerminkan ketidakpastian daripada kemungkinan rendahnya pertumbuhan dalam konsumsi minyak dunia pada 2012,” imbuhnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6168 seconds (0.1#10.140)