Laba Pertamina melesat 119%

Selasa, 14 Februari 2012 - 17:31 WIB
Laba Pertamina melesat...
Laba Pertamina melesat 119%
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) mampu mencetak laba sebesar Rp20,996 triliun (unaudited) sepanjang tahun 2011. Pencapaian laba ini naik dibandingkan laba di 2010 sebesar Rp16,775 triliun dan melebihi target laba RKAP 2011 sebesar Rp17,700 triliun atau meningkat 119 persen dari target di 2011.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan yang ditemui dalam acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta Selasa (14/2/2012).

"Di 2011, Pertamina mampu mencetak laba sebesar Rp20,996 triliun (unaudited). Pencapaian laba ini naik dibandingkan laba di 2010 sebesar Rp16,775 triliun dan melebihi target laba RKAP 2011 sebesar Rp17,700 triliun atau meningkat 119 persen dari target," ujar Karen.

Dirinya juga mengatakan laba sebelum pajak (EBITDA) di 2011 juga tercatat mencapai 129 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011 mencapai Rp39,49 triliun menjadi Rp51,13 triliun. "Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari adanya kenaikan harga minyak dunia selama tahun 2011," tegas Karen.

Dari sektor hulu, lanjut dia, secara keseluruhan capaian produksi migas masih belum sesuai harapan karena berbagai kendala yang menyebabkan produksinya mengalami penurunan. "Meski demikian, PT EP Cepu mampu memproduksi minyak mentah dari target RKAP sebesar 7,7 Milion Barel Oil Per Day (MBOPD), sementara itu PHE mampu memproduksi gas sebesar 30,1 mmscfd dari target RKAP 2011 sebesar 430 mmscfd menjadi 460,1 mmscfd," ungkapnya.

Lebih lanjut Karen menambahkan, di sektor hilir mencakup kegiatan pengolahan minyak mentah di kilang-kilang milik Pertamina selama tahun 2011 sebesar 300,5 MMBBL dan menghasilkan produk-produk BBM sebanyak 238,49 MMBBL.

"Selain itu, kehandalan kilang juga mengalami peningkatan dari target RKAP 2011 sebesar 98,81 persen menjadi 99,25 persen untuk primary process dan dari 98,67 di RKAP 2011 menjadi 99,05 persen untuk secondary process," pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7251 seconds (0.1#10.140)