SMI klaim bukan kompetitor perbankan
A
A
A
Sindonews.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) selaku lembaga keuangan bukan bank perusahaan pembiayaan infrastruktur menegaskan kehadirannya bukanlah untuk menjadi kompetitor bank untuk pembiayaan infrastruktur.
Hal ini disampaikan Directur PT SMI Frans N Sukardi dalam acara Seminar "Memacu Infrastruktur dan Konektivitas Antar Daerah Guna Mengoptimalkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional" di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (15/2/2012).
"Kalau bank itu nafasnya pendek, cuma sekitar 8-10 tahun, kalau sudah sampai 20-30 tahun itu sudah enggak mungkin. Jadi adanya lembaga keuangan bukan bank ini untuk membantu hal-hal yang tidak dimungkinkan untuk bank melakukan hal tersebut dan celah lain yang tidak tersentuh oleh bank," ujarnya.
Frans juga menjelaskan bahwa perusahaan ini merupakan promotor untuk public private partnership (PPP) dalam pembiayaan berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.
"Dalam proyek infrastruktur kan masalah pertama adalah dari pendanaaan dan infrastruktur pun terkait dengan proses percepatan pembangunan maka dari itu, dana infrastruktur tersebut harus digenjot secepat mungkin," paparnya.
Sebagai fokus kedepan, diungkap Frans, dalam waktu dekat perusahaan yang baru berdiri di tahun 2009 ini akan menyentuh pembiayaan infrastruktur dasar yang tidak terkelola oleh bank.
"Kita akan fokus pada infrastruktur dasar seperti Jalan tol, jembatan tol, air minum, air limbah, sarana persampahan, listrik, dan infrastruktur dasar untuk eksploitasi minyak bumi dan untuk mempercapat juga, kita akan usahakan joint factor dengan insitusi lain, tujuannya untuk membiayai infrastruktur dengan cepat dan ingin berkomitmen," pungkasnya.
Hal ini disampaikan Directur PT SMI Frans N Sukardi dalam acara Seminar "Memacu Infrastruktur dan Konektivitas Antar Daerah Guna Mengoptimalkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional" di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (15/2/2012).
"Kalau bank itu nafasnya pendek, cuma sekitar 8-10 tahun, kalau sudah sampai 20-30 tahun itu sudah enggak mungkin. Jadi adanya lembaga keuangan bukan bank ini untuk membantu hal-hal yang tidak dimungkinkan untuk bank melakukan hal tersebut dan celah lain yang tidak tersentuh oleh bank," ujarnya.
Frans juga menjelaskan bahwa perusahaan ini merupakan promotor untuk public private partnership (PPP) dalam pembiayaan berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.
"Dalam proyek infrastruktur kan masalah pertama adalah dari pendanaaan dan infrastruktur pun terkait dengan proses percepatan pembangunan maka dari itu, dana infrastruktur tersebut harus digenjot secepat mungkin," paparnya.
Sebagai fokus kedepan, diungkap Frans, dalam waktu dekat perusahaan yang baru berdiri di tahun 2009 ini akan menyentuh pembiayaan infrastruktur dasar yang tidak terkelola oleh bank.
"Kita akan fokus pada infrastruktur dasar seperti Jalan tol, jembatan tol, air minum, air limbah, sarana persampahan, listrik, dan infrastruktur dasar untuk eksploitasi minyak bumi dan untuk mempercapat juga, kita akan usahakan joint factor dengan insitusi lain, tujuannya untuk membiayai infrastruktur dengan cepat dan ingin berkomitmen," pungkasnya.
()