Industri properti Malaysia tak menentu
A
A
A
Sindonews.com - Pasar properti Malaysia, memasuki tahun 2012 diprediksi akan membawa sejumlah efek campuran, baik peningkatan sejumlah sektor maupun kemunduran pada sektor yang lain. Hal ini akibat adanya kekhawatiran investor terhadap krisis yang terjadi di Eropa.
"Kami tidak berharap untuk melihat perlambatan pasar, utamanya pada properti-properti mewah. Tapi memang ada kekhawatiran pasar saat ini karena ketidakpastian kondisi ekonomi di AS dan Eropa. Sehingga banyak calon pembeli takut akan terkena dampak negatifnya nanti," kata Presiden MIEA Nixon Paulus seperti dilansir Property Report, Rabu (15/2/2012).
Menurut Malaysian Institute Of Estate Agents (MIEA), pasokan kondominum dan gedung perkantoran yang berlebihan dinilai akan memperlambat pertumbuhan pasar untuk sektor properti dan pasar sewanya. Sementara untuk perumahan, kawasan industri dan properti komersil masih akan menguat.
Para ahli juga melihat untuk residensial mewah akan mengalami sedikit perlambatan meskipun tetap ada kepercayaan diri dalam pasar jangka panjang. Hal ini terjadi, disebabkan krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang cukup berpengaruh pada jumlah investor asing yang menanamkan modalnya pada bisnis properti Malaysia.
Menurutnya, kebanyakan investor beralih dari sektor properti komersil ke pasar residesial, karena melihat sektor ini lebih tangguh dalam menghadapi kondisi pasar yang menurun.
Namun, demikian sejumlah wilayah prestisius di Malaysia masih akan menghirup angin segar. Seperti pusat bisnis dan perkantoran di Kuala Lumpur City Center KLCC yang tetap diserbu konsumen, dan di wilayah lain seperti bukit Jelutong dan Glenmarine yang harga propertinya tetap tinggi dari waktu ke waktu. (ank)
"Kami tidak berharap untuk melihat perlambatan pasar, utamanya pada properti-properti mewah. Tapi memang ada kekhawatiran pasar saat ini karena ketidakpastian kondisi ekonomi di AS dan Eropa. Sehingga banyak calon pembeli takut akan terkena dampak negatifnya nanti," kata Presiden MIEA Nixon Paulus seperti dilansir Property Report, Rabu (15/2/2012).
Menurut Malaysian Institute Of Estate Agents (MIEA), pasokan kondominum dan gedung perkantoran yang berlebihan dinilai akan memperlambat pertumbuhan pasar untuk sektor properti dan pasar sewanya. Sementara untuk perumahan, kawasan industri dan properti komersil masih akan menguat.
Para ahli juga melihat untuk residensial mewah akan mengalami sedikit perlambatan meskipun tetap ada kepercayaan diri dalam pasar jangka panjang. Hal ini terjadi, disebabkan krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang cukup berpengaruh pada jumlah investor asing yang menanamkan modalnya pada bisnis properti Malaysia.
Menurutnya, kebanyakan investor beralih dari sektor properti komersil ke pasar residesial, karena melihat sektor ini lebih tangguh dalam menghadapi kondisi pasar yang menurun.
Namun, demikian sejumlah wilayah prestisius di Malaysia masih akan menghirup angin segar. Seperti pusat bisnis dan perkantoran di Kuala Lumpur City Center KLCC yang tetap diserbu konsumen, dan di wilayah lain seperti bukit Jelutong dan Glenmarine yang harga propertinya tetap tinggi dari waktu ke waktu. (ank)
()