Tak boleh jual nasi, pedagang Depok tetap nekat jualan
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Kota Depok mulai memberlakukan gerakan kampanye Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan aturan tersebut berdampak pada penghasilan pedagang di kantin Balaikota Depok yang dilarang menjual nasi.
Para pedagang seperti sop iga, gado–gado, pecel ayam, hingga sate pun memprotes kebijakan tersebut. Mereka mengaku kehilangan pelanggan yang biasa membeli nasi sebagai makanan utama. Namun kini harus diganti dengan umbi–umbian.
“Saya pun memilih tutup Selasa kemarin, karena mana doyan pecel ayam pakai singkong?,” kata Fitri, penjual pecel ayam di Balai Kota Depok, Rabu (15/02/12).
Bahkan penjual soto mie, David mengancam tetap akan menjual nasi Selasa pekan depan. Ia pun tak peduli dengan aturan Pemkot Depok. “Saya ajak semuanya untuk tetap jualan nasi saja, salah satu salah semua, karena betul–betul anjlok penghasilan kita tiap Selasa,” tegas David.
Sedikitnya terdapat 21 pedagang yang mengancam akan tetap berjualan nasi dan tak akan mematuhi aturan tersebut pekan depan. Pemkot Depok telah mengeluarkan surat edaran tertanggal 10 Februari 2012 ke pengelola kantin di lingkungan Pemkot Depok dengan nomor 010/27-um, perihal gerakan hemat listrik dan program satu hari tanpa nasi. Surat edaran itu berisikan untuk tidak menggunakan lift saat mengantar makanan, membawa makanan dalam wadah tertutup dan membersihkan kalau ada ceceran atau tumpahan makanan.
Serta melakukan pemilahan sampah organik dan an organik (sampah organik dibuang di komposter dan sampah an organik dibuang di TPS), dan terakhir adalah mengurangi bahan pangan dari terigu serta tidak menyediakan bahan pangan dari beras.
Para pedagang seperti sop iga, gado–gado, pecel ayam, hingga sate pun memprotes kebijakan tersebut. Mereka mengaku kehilangan pelanggan yang biasa membeli nasi sebagai makanan utama. Namun kini harus diganti dengan umbi–umbian.
“Saya pun memilih tutup Selasa kemarin, karena mana doyan pecel ayam pakai singkong?,” kata Fitri, penjual pecel ayam di Balai Kota Depok, Rabu (15/02/12).
Bahkan penjual soto mie, David mengancam tetap akan menjual nasi Selasa pekan depan. Ia pun tak peduli dengan aturan Pemkot Depok. “Saya ajak semuanya untuk tetap jualan nasi saja, salah satu salah semua, karena betul–betul anjlok penghasilan kita tiap Selasa,” tegas David.
Sedikitnya terdapat 21 pedagang yang mengancam akan tetap berjualan nasi dan tak akan mematuhi aturan tersebut pekan depan. Pemkot Depok telah mengeluarkan surat edaran tertanggal 10 Februari 2012 ke pengelola kantin di lingkungan Pemkot Depok dengan nomor 010/27-um, perihal gerakan hemat listrik dan program satu hari tanpa nasi. Surat edaran itu berisikan untuk tidak menggunakan lift saat mengantar makanan, membawa makanan dalam wadah tertutup dan membersihkan kalau ada ceceran atau tumpahan makanan.
Serta melakukan pemilahan sampah organik dan an organik (sampah organik dibuang di komposter dan sampah an organik dibuang di TPS), dan terakhir adalah mengurangi bahan pangan dari terigu serta tidak menyediakan bahan pangan dari beras.
()