Emiten sektor konsumsi diprediksi prospektif
A
A
A
Sindonews.com – Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) memprediksi emiten sektor konsumsi memiliki prospek yang positif pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia yang menyebabkan jumlah konsumsi masyarakat diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini.
“Emiten yang memiliki prospek positif pada tahun ini adalah emiten sektor konsumsi,” kata Ketua AEI Airlangga Hartato di Jakarta, Rabu 15 Februari 2012.
Menurut dia, tingginya pertumbuhan sektor konsumsi domestik selain didukung pertumbuhan ekonomi, juga jumlah penduduk Indonesia yang besar. Pemerintah memprediksi, konsumsi domestik sepanjang tahun ini akan meningkat 9,1 persen dibanding tahun lalu atau menjadi Rp4,124 triliun.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menuturkan, semua sektor saham berpotensi tumbuh positif pada tahun ini seiring diperolehnya label layak investasi (investment grade) Indonesia dari sejumlah lembaga pemeringkat asing.
“Sektor saham konsumer bisa tumbuh tinggi karena jumlah penduduk Indonesia yang besar, selain didukung konsumsi domestik,” ujar dia.
Selain sektor konsumsi, Airlangga menambahkan, sektor lain yang akan memiliki prospek yang cukup baik sepanjang tahun ini adalah sektor yang mendukung sektor konsumsi, yakni sektor keuangan dan sumber daya alam.
“Sektor yang potensi di Indonesia adalah sektor yang di-drive (dorong) oleh sektor konsumsi.Dengan tumbuhnya sektor-sektor tersebut, maka emiten yang bergerak di sektor-sektor itu juga akan merasakan dampak positifnya,” ujarnya.
Analis PT Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan, empat sektor BUMN yang memiliki potensi tumbuh tinggi pada tahun ini, yakni perbankan, semen, konstruksi bangunan dan jalan tol. Hal ini selain didorong label layak invetasi, juga telah disahkannya Undang-Undang Pengadaan Lahan.
“Saya rasa pemerintah ingin memanfaatkan peluang tersebut sebaik mungkin dengan terus menggenjot pertumbuhan ekonomi agar bisa terus tumbuh,” kata dia.
Menurutnya, salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengarahkan pada perbaikan infrastruktur yang akan memberi efek domino yang positif terhadap sejumlah sektor usaha lain, terutama sektor yang memiliki keterkaitan langsung, seperti perbankan, semen,dan konstruksi.
Praska mengatakan, kondisi infrastruktur domestik yang lebih baik akan mendorong pertumbuhan sektor usaha riil dan permintaan bahan baku industri. Menurutnya, pertumbuhan di sektor riil akan meningkatkan sumber pendanaan, salah satunya berasal dari pinjaman perbankan, sehingga sektor perbankan akan positif kinerjanya. Sementara, sektor semen terkait dengan konstruksi proyek-proyek pemerintah.
Dia memaparkan, dari empat sektor BUMN tersebut, yang memiliki potensi untuk tumbuh tinggi adalah perbankan dan semen. Menurutnya, sektor perbankan ditopang potensi permintaan kredit oleh sektor usaha riil di tengah kondisi suku bunga yang relatif rendah dan banyaknya ekspansi usaha dari sektor lain.
“Sektor semen, permintaan tidak hanya dari sektor konstruksi bangunan, namun juga dari sektor properti dan infrastruktur terutama jalan tol,” paparnya. (bro)
()