Mencari suksesor Zoellick di Bank Dunia
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Bank Dunia (World Bank) Robert Zoellick akan segera meninggalkan kursinya pada Juni mendatang karena masa jabatannya yang sudah habis.
Seperti dilansir dari Associated Press (AP), Kamis (16/2/2012), Zoellick (58) memberitahukan dewan akan meninggalkan jabatannya pada 30 Juni, yakni akhir masa jabatan lima tahun. Dewan Bank Dunia pun sekarang mulai mencari seorang presiden baru di bawah pedoman yang diadopsi pada 2011, yakni terbuka, berjasa dan proses yang transparan.
Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa non-Amerika mungkin dipilih untuk pertama kalinya guna memimpin organisasi yang terdiri dari 187 negara ini. Hal ini menunjukkan kesepakatan informal yang berdiri hampir 68 tahun yang lalu mulai ditinggalkan. Di mana presiden Bank Dunia adalah seorang Amerika dan kepala Dana Moneter Internasional (IMF) adalah dari Eropa.
Tidak ada jaminan bahwa non-Amerika akan dipilih untuk memimpin lembaga ini meskipun China sekarang perekonomian terbesar kedua di dunia. Dan Negara Tirai Bambu ini telah tumbuh pesat dan memberikan tekanan untuk perubahan dalam susunan AS-Eropa di dua lembaga ini.
IMF seharusnya mengikuti pedoman seleksi yang sama terbuka ketika mencari seorang direktur pelaksana baru tahun lalu, namun akhirnya kembali memilih perwakilan dari Eropa, yakni mantan Menteri Keuangan Perancis Christine Lagarde.
Bank Dunia adalah lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman ke negara berkembang. Sementara IMF membantu negara ketika mereka menghadapi krisis keuangan. Kedua lembaga tersebut berbasis di Washington.
Zoellick tidak meminta untuk diangkat kembali dan keputusannya diterima oleh pemerintah. Gedung Putih tidak memberikan indikasi bahwa Presiden Barack Obama akan melupakan kesepakatan itu dan mencalonkan seorang non-Amerika untuk pekerjaan itu.
Lalu, siapakah kira-kira calon pengganti Zoellick?
Sejumlah nama besar beredar untuk menggantikan posisi nomor satu di Bank Dunia tersebut diantaranya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton dan mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers disebut-sebut sebagai suksesornya.
Clinton pun langsung memberikan pernyataannya terkait spekulasi itu. "Saya tidak berdiskusi dengan siapa pun. Saya rasa saya juga tidak menarik bagi siapa pun. Saya tidak memiliki kepentingan apapun dan saya tidak mengejar posisi itu," kata Clinton.
Walau sudah membantah, tapi nama Clinton terus disebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengatakan posisi Clinton tetap tidak berubah.
Sementara Summers adalah kepala ekonom di Bank Dunia sebelum bergabung dengan pemerintahan Clinton.
Sebelumnya, pada tahun 2010 lalu, mantan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati didapuk menjadi Managing Director Bank Dunia.
Latar belakangnya di Asia sangat penting bagi Washington, di mana lembaga ini mencari cara baru untuk bisa menyesuaikan diri dalam memberikan bantuan kepada negara berkembang. Terkadang, negara berkembang ini tidak membutuhkan uang tunai, tapi memiliki tantangan pembangunan yang besar dan tingkat kemiskinan yang parah.
Wanita yang di Washington akrab disapa Mrs Indrawati ini akan mengawasi Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara, Amerika Latin dan Karibia, yang mana terkenal dengan masalah tata kelola negara yang bermasalah dan tingginya tingkat korupsi.
Seperti dilansir dari Associated Press (AP), Kamis (16/2/2012), Zoellick (58) memberitahukan dewan akan meninggalkan jabatannya pada 30 Juni, yakni akhir masa jabatan lima tahun. Dewan Bank Dunia pun sekarang mulai mencari seorang presiden baru di bawah pedoman yang diadopsi pada 2011, yakni terbuka, berjasa dan proses yang transparan.
Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa non-Amerika mungkin dipilih untuk pertama kalinya guna memimpin organisasi yang terdiri dari 187 negara ini. Hal ini menunjukkan kesepakatan informal yang berdiri hampir 68 tahun yang lalu mulai ditinggalkan. Di mana presiden Bank Dunia adalah seorang Amerika dan kepala Dana Moneter Internasional (IMF) adalah dari Eropa.
Tidak ada jaminan bahwa non-Amerika akan dipilih untuk memimpin lembaga ini meskipun China sekarang perekonomian terbesar kedua di dunia. Dan Negara Tirai Bambu ini telah tumbuh pesat dan memberikan tekanan untuk perubahan dalam susunan AS-Eropa di dua lembaga ini.
IMF seharusnya mengikuti pedoman seleksi yang sama terbuka ketika mencari seorang direktur pelaksana baru tahun lalu, namun akhirnya kembali memilih perwakilan dari Eropa, yakni mantan Menteri Keuangan Perancis Christine Lagarde.
Bank Dunia adalah lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman ke negara berkembang. Sementara IMF membantu negara ketika mereka menghadapi krisis keuangan. Kedua lembaga tersebut berbasis di Washington.
Zoellick tidak meminta untuk diangkat kembali dan keputusannya diterima oleh pemerintah. Gedung Putih tidak memberikan indikasi bahwa Presiden Barack Obama akan melupakan kesepakatan itu dan mencalonkan seorang non-Amerika untuk pekerjaan itu.
Lalu, siapakah kira-kira calon pengganti Zoellick?
Sejumlah nama besar beredar untuk menggantikan posisi nomor satu di Bank Dunia tersebut diantaranya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton dan mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers disebut-sebut sebagai suksesornya.
Clinton pun langsung memberikan pernyataannya terkait spekulasi itu. "Saya tidak berdiskusi dengan siapa pun. Saya rasa saya juga tidak menarik bagi siapa pun. Saya tidak memiliki kepentingan apapun dan saya tidak mengejar posisi itu," kata Clinton.
Walau sudah membantah, tapi nama Clinton terus disebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengatakan posisi Clinton tetap tidak berubah.
Sementara Summers adalah kepala ekonom di Bank Dunia sebelum bergabung dengan pemerintahan Clinton.
Sebelumnya, pada tahun 2010 lalu, mantan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati didapuk menjadi Managing Director Bank Dunia.
Latar belakangnya di Asia sangat penting bagi Washington, di mana lembaga ini mencari cara baru untuk bisa menyesuaikan diri dalam memberikan bantuan kepada negara berkembang. Terkadang, negara berkembang ini tidak membutuhkan uang tunai, tapi memiliki tantangan pembangunan yang besar dan tingkat kemiskinan yang parah.
Wanita yang di Washington akrab disapa Mrs Indrawati ini akan mengawasi Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara, Amerika Latin dan Karibia, yang mana terkenal dengan masalah tata kelola negara yang bermasalah dan tingginya tingkat korupsi.
()