Surplus pada 2011 tergerus

Jum'at, 17 Februari 2012 - 10:16 WIB
Surplus pada 2011 tergerus
Surplus pada 2011 tergerus
A A A


Sindonews.com – Realisasi surplus negara pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2011 tergerus cukup dalam jika dibandingkan realisasi NPI tahun 2010. Selain itu, neraca pembayaran migas juga terus mencatatkan defisit.

Tahun 2011 neraca pembayaran tercatat surplus USD11,86 miliar atau merosot 60,85 persen jika dibanding posisi NPI 2010 mampu mencatat surplus hingga mencapai USD30,29 miliar.

Kementerian Keuangan tengah melakukan kajian-kajian untuk melihat lebih jauh penyebab merosotnya surplus NPI. “Badan Kebijakan Fiskal nanti akan menyampaikan hasil evaluasinya,” ungkap Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar di Jakarta, Kamis 16 Februari 2012.

Dia mengatakan, pertanyaan muncul manakala pertumbuhan neraca perdagangan barang melambat namun di sisi lain justru pertumbuhan neraca jasa meningkat. Mahendra nenilai, terlalu dini menyimpulkan penyebab fenomena tersebut. Hanya, meningkatnya defisit neraca jasa dari kuartal III/2011 ke kuartalIV/2011 lebih disebabkan meningkatnya pengeluaran jasa transportasi seiring meningkatnya volume perdagangan dunia.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo memaparkan bahwa neraca pembayaran Indonesia hingga kini masih menunjukkan tren surplus meski semakin menurun. Sementara, neraca modal dan finansial ke depan diperkirakan masih baik karena investasi diprediksi masih akan meningkat, hal ini disebabkan fundamental ekonomi Indonesia yang baik.

Saat ini pemerintah menilai, yang perlu diperhatikan adalah neraca transaksi berjalan. Sebab, neraca perdagangan akan mendapat tekanan sejalan dengan turunnya ekspor akibat krisis ekonomi global.

Selain itu, tekanan neraca transaksi berjalan juga terjadi karena neraca jasa yang terus defisit sehingga perlu dilakukan perbaikan. “Kita perlu melakukan kajian supaya defisit neraca jasa jangan terlalu besar, begitu pula dengan penerimaan negara yang berasal dari remittance,” kata Agus.

Pengamat ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam menuturkan, untuk meningkatkan kinerja neraca jasa banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah. Sektor yang harus diperbaiki adalah sektor pengangkutan, khususnya pelayaran dan sektor pariwisata.

Selain itu, di sektor pariwisata perlu ada perbaikan karena transaksi sektor pariwisata banyak menggunakan mata uang dolar Amerika. Padahal, dalam peraturan semua transaksi di Indonesia wajib menggunakan mata uang rupiah. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1266 seconds (0.1#10.140)