Pemkab Wajo tegur pangkalan elpiji saat sidak
A
A
A
Sindonews.com - Tim Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) pada agen, pangkalan dan pengecer di Kota Sengkang, Sulawesi Selatan. Dalam sidak tersebut Tim Pemkab sempat memberikan teguran pada salah satu pangkalan yang menjual gas elpiji tiga kilogram seharga Rp20 ribu ke masyarakat.
"Jangan menjual harga terlalu tinggi, ini membebani masyarakat, inikan subsidi pemerintah yang diperuntukan bagi masyarakat, " kata Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Kabupaten Wajo, M Arwes kepada salah satu pangkalan yang diketahui menjual gas elpiji Rp20 ribu.
Arwes mengatakan tujuan sidak tersebut adalah monitoring stabilisasi harga elpiji yang belakangan melonjak drastis akibat keterlambatan distribusi dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Bone.
"Juga yang kami khawatirkan adanya penimbunan oleh oknum-oknum tertentu terutama pangkalan," kata Arwes menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (18/2/2012).
Dia, mengungkapkan, sesuai data konversi kebutuhan gas elpiji di Wajo idealnya empat ribu tahun per hari. "Di Wajo sendiri ada empat agen dan 215 pangkalan, saat ini. Menurut pengakuan mereka, Agen dan pangkalan kesulitan memenuhi kebutuhan akibat lambatnya distribusi dari Bone," ujarnya
Direktur agen elpiji PT Wajo Harapan HM As'ad, mengatakan kondisi kelangkaan gas elpiji di Wajo sudah berjalan satu bulan, gudang agen distribusi selalu kosong, karena setiap gas yang datang selalu habis di distribusikan ke pangkalan.
"Kami jual ke pangkalan Rp14.500, karena kami butuh biaya tambahan untuk sopir yang harus bermalam sampai tiga malam di Bone, dalam kondisi normal kami jual Rp13.100 sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET)," katanya.
Dia menyebutkan, dalam kondisi normal pihaknya biasa mendapatkan 3040 tabung perhari, tapi saat ini pihaknya hanya mendapatkan 1.500 tabung. "Itupun kami dapat bisa sampai tiga hari. Elpiji yang kami dapat kami langsung distribusikan ke 85 pangkalan yang kami bawahi," katanya.
Senada dengan hal tersebut Direktur PT Achmad Putra Mandiri, A. Awaluddin, mengatakan dalam kondisi normal pihaknya biasa mendapatkan 608 tabung perhari, namun saat ini hanya mendapatkan pasokan 608 tabung dua kali satu minggu.
"Kami biasa menginap tiga malam, tergantung stok, biasanya kami juga dijatah, tapi jika seandainya pangkalan bisa langsung mengecerkan ke masyarakat maka kami yakin pembelian elpiji bisa sedikit lancar dengan mengurangi pembelian di bawah tiga tabung," katanya. (ank)
"Jangan menjual harga terlalu tinggi, ini membebani masyarakat, inikan subsidi pemerintah yang diperuntukan bagi masyarakat, " kata Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Kabupaten Wajo, M Arwes kepada salah satu pangkalan yang diketahui menjual gas elpiji Rp20 ribu.
Arwes mengatakan tujuan sidak tersebut adalah monitoring stabilisasi harga elpiji yang belakangan melonjak drastis akibat keterlambatan distribusi dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Bone.
"Juga yang kami khawatirkan adanya penimbunan oleh oknum-oknum tertentu terutama pangkalan," kata Arwes menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (18/2/2012).
Dia, mengungkapkan, sesuai data konversi kebutuhan gas elpiji di Wajo idealnya empat ribu tahun per hari. "Di Wajo sendiri ada empat agen dan 215 pangkalan, saat ini. Menurut pengakuan mereka, Agen dan pangkalan kesulitan memenuhi kebutuhan akibat lambatnya distribusi dari Bone," ujarnya
Direktur agen elpiji PT Wajo Harapan HM As'ad, mengatakan kondisi kelangkaan gas elpiji di Wajo sudah berjalan satu bulan, gudang agen distribusi selalu kosong, karena setiap gas yang datang selalu habis di distribusikan ke pangkalan.
"Kami jual ke pangkalan Rp14.500, karena kami butuh biaya tambahan untuk sopir yang harus bermalam sampai tiga malam di Bone, dalam kondisi normal kami jual Rp13.100 sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET)," katanya.
Dia menyebutkan, dalam kondisi normal pihaknya biasa mendapatkan 3040 tabung perhari, tapi saat ini pihaknya hanya mendapatkan 1.500 tabung. "Itupun kami dapat bisa sampai tiga hari. Elpiji yang kami dapat kami langsung distribusikan ke 85 pangkalan yang kami bawahi," katanya.
Senada dengan hal tersebut Direktur PT Achmad Putra Mandiri, A. Awaluddin, mengatakan dalam kondisi normal pihaknya biasa mendapatkan 608 tabung perhari, namun saat ini hanya mendapatkan pasokan 608 tabung dua kali satu minggu.
"Kami biasa menginap tiga malam, tergantung stok, biasanya kami juga dijatah, tapi jika seandainya pangkalan bisa langsung mengecerkan ke masyarakat maka kami yakin pembelian elpiji bisa sedikit lancar dengan mengurangi pembelian di bawah tiga tabung," katanya. (ank)
()