Keyakinan konsumen Indonesia naik

Senin, 20 Februari 2012 - 19:23 WIB
Keyakinan konsumen Indonesia...
Keyakinan konsumen Indonesia naik
A A A


Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan PT Roy Morgan Research mencatat, keyakinan konsumen Indonesia pada Januari 2012 naik 8,1 poin dibandingkan Januari 2011 yang berada di titik 138,9.

Naiknya titik tersebut didorong oleh semakin tingginya keyakinan akan kondisi keuangan pribadi. Dalam hal keuangan perorangan, 41 persen masyarakat Indonesia mengatakan bahwa kondisi keuangan keluarga mereka lebih baik dibandingkan Januari 2011. Sedangkan 12 persen mengatakan kondisi keuangan keluarga mereka lebih buruk.

Sebesar 59 persen masyarakat Indonesia memperkirakan bahwa kondisi keuangan keluarga mereka akan lebih baik di waktu yang sama tahun depan. Sedangkan hanya 3 persen yang menyatakan bahwa keuangan keluarga mereka akan lebih buruk.

Sementara, sebesar 79 persen masyarakat Indonesia mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami masa yang baik secara finansial selama jangka waktu 12 bulan ke depan dibandingkan 20 persen yang mengatakan bahwa akan mengalami masa yang buruk.

Sebesar 87 persen masyarakat Indonesia optimistis, perekonomian Indonesia akan mengalami masa yang baik selama lima tahun ke depan. Sedangkan 12 persen mengatakan perekonomian akan mengalami masa buruk.

Sekitar 56 persen masyarakat Indonesia menyatakan, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli peralatan rumah tangga utama. Sedangkan 40 persen menyatakan sekarang bukan waktu yang tepat untuk membeli peralatan rumah tangga utama.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan, dari sisi ekonomi, semua negara kuat di Eropa secara teknis kini berada dalam resesi. Keyakinan konsumen terus jatuh di seluruh benua Eropa. “Sebaliknya, masyarakat Indonesia lagi-lagi mencapai rekor tertinggi dalam keyakinan konsumen,” kata Suryo.

Managing Director Nielsen Catherine Eddy pernah mengatakan, konsumen di Indonesia tetap berhati-hati dalam menghabiskan uangnya dalam satu tahun mendatang. Hal itu, kata dia, dipicu oleh kondisi perekonomian global terutama krisis yang terjadi di AS dan Eropa.

“Ketika konsumen mendengar adanya krisis ekonomi global, mereka akan lebih berhati-hati dalam menggeluarkan uangnya. Saya percaya bahwa krisis keuangan yang terjadi Amerika Serikat dan Eropa menjadi faktor utama yang menyebabkan konsumen khawatir tentang potensi akan dampak yang akan diterima oleh Indonesia,” kata Catherine. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6688 seconds (0.1#10.140)