Produksi batu bara BCR ditargetkan 4 juta MT
A
A
A
Sindonews.com - PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) melalui PT Bhakti Coal Resources (BCR) menargetkan produksi batu bara sekitar empat juta metrik ton pada tahun ini.
Dimana dua juta ton diprediksi berasal dari izin usaha pertambangan (IUP) yang terletak di Sumatera Selatan dan sisanya berasal dari IUP milik perseroan yang terletak di Kalimantan.
Direktur Utama PT Bhakti Coal Resources Budiono mengatakan, pada tahun ini perseroan menargetkan ada empat IUP yang sudah mulai produksi batu bara. Dengan perincian satu konsensi terletak di Kalimantan dan tiga konsesi di Sumatera Selatan.
“Kami telah berkomitmen dengan pembeli dari sejumlah Negara seperti India dan China. Beberapa diantaranya berkomitmen dalam jangka setahun,” jelas dia, saat dihubungi, kemarin.
Dia menjelaskan, pada tahun ini, perseroan telah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi. Meningkatkan infrastrikutur serta lebih mengefisenkan usaha. Untuk kepentingan itu, perseroan telah menyiapkan dana sebesar USD15 juta untuk IUP di Sumatera Selatan dan hampir sebesar USD15 juta untuk IUP di Kalimantan. Sedangkan pada proyek migas, BCR tengah melakukan kegiatan akuisisi seismic 2D yang akan dilanjutkan dengan interpretasi dari hasil 2D seismic survey.
Diharapkan pada 2013 mendatang sudah bisa dilakukan pengeboran. BCR mempunyai konsensi migas di Semai 3,Papua. Seperti diketahui, pada 2011 lalu BHIT melalui BCR telah mengakuisisi sembilan IUP. Delapan IUP di Sumatera diperkirakan bisa menghasilkan satu miliar metrik ton batu bara dengan luas lebih dari 80 ribu hektare.
Sedangkan, di Kalimantan memiliki kapasitas sekitar 50 juta metrik ton dengan cadangan 25 juta metrik ton. Dua IUP yang sudah diakuisisi perseroan sudah berproduksi dengan total 180 ribu metrik ton/bulan. Mengenai belanja modal, lanjut Budiono, perseroan menganggarkan USD30 juta pada tahun ini.
Dana tersebut, rencananya digunakan untuk tambang eksisting, penyiapan eksploitasi dua lahan tambang dan eksplorasi lapangan migas di Papua. Analis PT Buana Capital Marolop Alfred Nainggolan, mengatakan, jika target itu tercapai maka pada 2012 ini pendapatan dari unit usaha pertambangan akan memberikan sumbangan yang cukup significant bagi BHIT. “Pendapatan BHIT akan tumbuh dengan pesat. Apalagi jika harga batu bara mengalami kenaikan,” ucap Alfred.
Dimana dua juta ton diprediksi berasal dari izin usaha pertambangan (IUP) yang terletak di Sumatera Selatan dan sisanya berasal dari IUP milik perseroan yang terletak di Kalimantan.
Direktur Utama PT Bhakti Coal Resources Budiono mengatakan, pada tahun ini perseroan menargetkan ada empat IUP yang sudah mulai produksi batu bara. Dengan perincian satu konsensi terletak di Kalimantan dan tiga konsesi di Sumatera Selatan.
“Kami telah berkomitmen dengan pembeli dari sejumlah Negara seperti India dan China. Beberapa diantaranya berkomitmen dalam jangka setahun,” jelas dia, saat dihubungi, kemarin.
Dia menjelaskan, pada tahun ini, perseroan telah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi. Meningkatkan infrastrikutur serta lebih mengefisenkan usaha. Untuk kepentingan itu, perseroan telah menyiapkan dana sebesar USD15 juta untuk IUP di Sumatera Selatan dan hampir sebesar USD15 juta untuk IUP di Kalimantan. Sedangkan pada proyek migas, BCR tengah melakukan kegiatan akuisisi seismic 2D yang akan dilanjutkan dengan interpretasi dari hasil 2D seismic survey.
Diharapkan pada 2013 mendatang sudah bisa dilakukan pengeboran. BCR mempunyai konsensi migas di Semai 3,Papua. Seperti diketahui, pada 2011 lalu BHIT melalui BCR telah mengakuisisi sembilan IUP. Delapan IUP di Sumatera diperkirakan bisa menghasilkan satu miliar metrik ton batu bara dengan luas lebih dari 80 ribu hektare.
Sedangkan, di Kalimantan memiliki kapasitas sekitar 50 juta metrik ton dengan cadangan 25 juta metrik ton. Dua IUP yang sudah diakuisisi perseroan sudah berproduksi dengan total 180 ribu metrik ton/bulan. Mengenai belanja modal, lanjut Budiono, perseroan menganggarkan USD30 juta pada tahun ini.
Dana tersebut, rencananya digunakan untuk tambang eksisting, penyiapan eksploitasi dua lahan tambang dan eksplorasi lapangan migas di Papua. Analis PT Buana Capital Marolop Alfred Nainggolan, mengatakan, jika target itu tercapai maka pada 2012 ini pendapatan dari unit usaha pertambangan akan memberikan sumbangan yang cukup significant bagi BHIT. “Pendapatan BHIT akan tumbuh dengan pesat. Apalagi jika harga batu bara mengalami kenaikan,” ucap Alfred.
()