Sawit solusi kebutuhan energi

Kamis, 23 Februari 2012 - 09:48 WIB
Sawit solusi kebutuhan...
Sawit solusi kebutuhan energi
A A A
Sindonews.com - Upaya menjadikan minyak sawit serta produk turunannya sebagai solusi berkelanjutan pemenuhan kebutuhan pangan dan energi dunia tetap mengedepankan aspek konservasi hutan dan keanekaragaman hayati.

Gagasan tersebut yang mendorong PT SMART Tbk bersinergi dengan CIRAD dan WWF Indonesia kembali menggelar International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) ketiga.

”Bagaimana meningkatkan produksi minyak sawit dengan tetap menjaga kelestarian hutan adalah tema utama pembahasan kegiatan tahun ini,” ujar anggota steering committee kegiatan ini yang juga Presiden Direktur PT SMART Tbk, Daud Dharsono, dalam konferensi pers di sela-sela acara ICOPE di Nusa Dua, Bali, kemarin. Kegiatan tersebut akan berlangsung 22-24 Februari 2012.

Daud mengatakan, kegiatan tersebut akan fokus pada sejumlah agenda utama. Dia menyebutkan antara lain pengelolaan hutan bernilai konservasi tinggi dan keanekaragaman hayati, upaya pengurangan emisi karbon,pemanfaatan jasa lingkungan hingga upaya intensifikasi perkebunan rakyat.

Sejumlah kesimpulan dan pembahasan penyelenggaraan terdahulu juga akan dievaluasi dan dipertajam. Pemerintah Indonesia sejak lama meyakini perkebunan sawit yang dikelola secara berkelanjutan adalah salah satu jawaban dalam memperkokoh perekonomian serta kesejahteraan sosial.

Membangun ketahanan pangan dan energi, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.Hal ini terlihat ketika sawit menjadi salah satu komoditas unggulan pangan dalam kegiatan ekonomi utama Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Indonesia berada di posisi terdepan produsen minyak sawit dunia, di mana tahun lalu menghasilkan 23 juta ton minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Sebanyak 16 juta ton di antaranya ditujukan ke pasar ekspor.

Meski begitu, para petani kecil yang kepemilikan lahannya mencapai hingga 40 persen dari keseluruhan perkebunan sawit nasional masih menghadapi kendala produktivitas. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, perkebunan sawit tidak menyebabkan kerusakan hutan atau deforestasi di Tanah Air.

”Saya akui keberadaan perkebunan sawit tidak merusak hutan, namun berdampak pada berkurangnya kelestarian satwa,” katanya di tempat yang sama.

Dia mengatakan, saat ini Kementerian Kehutanan terus berupaya bersinergi untuk menentukan kawasan sebagai tempat pelestarian satwa liar.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0604 seconds (0.1#10.140)