TDL naik 10%, PLN tetap rugi
A
A
A
Sindonews.com - Manajer PLN Rayon Manakarra Cabang Mamuju Alimuddin menyatakan bahwa walaupun tarif dasar listrik (TDL) akan dinaikkan sebesar 10 persen namun PT PLN (Persero) tetap akan merugi.
"Jika terjadi kenaikan TDL sebesar 10 persen hal ini menyebabkan harga jual naik hanya Rp750 per KWH, maka PLN masih merugi," ungkapnya, Minggu (26/2/2012).
Dirinya juga menjelaskan bahwa rencana kenaikan TDL ini tentu masih harus dikaji lebih mendalam oleh para pemegang kebijakan. Menurutnya jika kenaikan TDL terjadi, hal ini masih wajar. Sebab dia mengatakan saat ini harga TDL hanya sebesar Rp650 per KWH. Sehingga, kalau naik 10 persen menjadi Rp715 per KWH
Sementara itu, dia menambahkan harga pokok produksi (HPP) di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) sebesar Rp1.380 per KWH. "Jika dihitung, HPP di Sulselbar memang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan bahan habis pakai, sebagai bahan bakar pembangkit listrik," ungkapnya.
Menurut Alimuddin, faktor tersebut mempengaruhi HPP di wilayah kerjanya dibandingkan harga jual listrik per KWH. Pembangkit listrik di wilayah Sulselbar yang disuplay dari sejumlah pusat pembangkit listrik besar adalah PLTU Tello Makassar, PLTA Bakaru, PLTA Bili-Bili, PLTGU Sengkang, PLTD Suppa dan PLTD Siwa. Dari seluruhnya, suplai yang dapat dihasilkan mencapai 793,8 Mega Watt (MW).
Sementara dia juga menjelaskan beban yang ada di sistem Sulselbar dengan beban puncak mencapai 603 MW. Hal ini menggambarkan PLN Sulselbar memiliki daya bebas hingga 190,8 MW. "Kondisi tersebut yang membuat PLN optimis bahwa pelayanan listrik akan bertambah," tandasnya. (ank)
"Jika terjadi kenaikan TDL sebesar 10 persen hal ini menyebabkan harga jual naik hanya Rp750 per KWH, maka PLN masih merugi," ungkapnya, Minggu (26/2/2012).
Dirinya juga menjelaskan bahwa rencana kenaikan TDL ini tentu masih harus dikaji lebih mendalam oleh para pemegang kebijakan. Menurutnya jika kenaikan TDL terjadi, hal ini masih wajar. Sebab dia mengatakan saat ini harga TDL hanya sebesar Rp650 per KWH. Sehingga, kalau naik 10 persen menjadi Rp715 per KWH
Sementara itu, dia menambahkan harga pokok produksi (HPP) di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) sebesar Rp1.380 per KWH. "Jika dihitung, HPP di Sulselbar memang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan bahan habis pakai, sebagai bahan bakar pembangkit listrik," ungkapnya.
Menurut Alimuddin, faktor tersebut mempengaruhi HPP di wilayah kerjanya dibandingkan harga jual listrik per KWH. Pembangkit listrik di wilayah Sulselbar yang disuplay dari sejumlah pusat pembangkit listrik besar adalah PLTU Tello Makassar, PLTA Bakaru, PLTA Bili-Bili, PLTGU Sengkang, PLTD Suppa dan PLTD Siwa. Dari seluruhnya, suplai yang dapat dihasilkan mencapai 793,8 Mega Watt (MW).
Sementara dia juga menjelaskan beban yang ada di sistem Sulselbar dengan beban puncak mencapai 603 MW. Hal ini menggambarkan PLN Sulselbar memiliki daya bebas hingga 190,8 MW. "Kondisi tersebut yang membuat PLN optimis bahwa pelayanan listrik akan bertambah," tandasnya. (ank)
()