Subsidi Rp2.000/liter dinilai lebih efektif
A
A
A
Sindonews.com - Penetapan besaran subsidi BBM yang tetap sebesar Rp2.000 per liter dinilai akan lebih menguntungkan dibandingkan menaikkan harga sebesar Rp1.500 per liter.
"Berdasarkan tim kajian Universitas Indonesia dan beberapa universitas lain, mematok besaran subsidi premium dan solar sebesar Rp2.000 per liter dinilai lebih bermanfaat dan menguntungkan di jangka panjang dan pendek," ungkap Dirjen Migas ESDM Evita Legowo dalam rapat dengar pendapat bersama Menteri ESDM dan Komisi VII, di DPR, Jakarta, Selasa (28/2/2012).
Bila pemerintah menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp1.500 per liter, hal ini hanya akan signifikan di jangka pendek dan pada saat Indonesia Crude Price (ICP) rendah sehingga diperlukan penyesuaian harga BBM subsidi.
"Sedangkan kalau subsidinya tetap sebesar Rp2.000 per liter, maka harga BBM akan berubah-ubah sesuai fluktuatif harga ICP. Langkah ini juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menghemat konsumsi BBM dalam jangka panjang," tambah Evita.
Sedangkan dilihat dari sisi indikator sosial ekonomi dan fiskal, kenaikan BBM subsidi sebesar Rp2.000 per liter diprediksi akan menambahkan tingkat inflasi sebesar 2,86 persen dan subsidi tetap hanya sebesar 2,43 persen.
"Subsidi tetap sebesar Rp2.000 akan menambah kemiskinan 1,15 pesen, kalau BBM naik pertambahannya 1,4 persen," tandas dia. (ank)
"Berdasarkan tim kajian Universitas Indonesia dan beberapa universitas lain, mematok besaran subsidi premium dan solar sebesar Rp2.000 per liter dinilai lebih bermanfaat dan menguntungkan di jangka panjang dan pendek," ungkap Dirjen Migas ESDM Evita Legowo dalam rapat dengar pendapat bersama Menteri ESDM dan Komisi VII, di DPR, Jakarta, Selasa (28/2/2012).
Bila pemerintah menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp1.500 per liter, hal ini hanya akan signifikan di jangka pendek dan pada saat Indonesia Crude Price (ICP) rendah sehingga diperlukan penyesuaian harga BBM subsidi.
"Sedangkan kalau subsidinya tetap sebesar Rp2.000 per liter, maka harga BBM akan berubah-ubah sesuai fluktuatif harga ICP. Langkah ini juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menghemat konsumsi BBM dalam jangka panjang," tambah Evita.
Sedangkan dilihat dari sisi indikator sosial ekonomi dan fiskal, kenaikan BBM subsidi sebesar Rp2.000 per liter diprediksi akan menambahkan tingkat inflasi sebesar 2,86 persen dan subsidi tetap hanya sebesar 2,43 persen.
"Subsidi tetap sebesar Rp2.000 akan menambah kemiskinan 1,15 pesen, kalau BBM naik pertambahannya 1,4 persen," tandas dia. (ank)
()