60% koperasi di Sulsel sakit
A
A
A
Sindonews.com - Dewan Koperasi (Dekopin) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat, sampai Desember 2011 lalu jumlah koperasi di Sulsel kurang lebih 7.479 unit, hanya 40 persen koperasi di daerah ini yang sehat. Selebihnya mengalami sakit berat dan ringan.
Sedangkan 30 persen lainnya sakit ringan. Sisanya sebesar 30 persen lagi, sakit berat atau tidak bisa lagi beroperasi. Koperasi yang sehat adalah milik pegawai. “Seperti koperasi PNS termasuk koperasi TNI/Polri,” kata Ketua Dekopin Sulsel Hamid Basma di Makassar, Selasa (28/2/2012).
Sedangkan yang sakit rata-rata adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan beberapa koperasi simpan pinjam. “April nanti, Dekopin bersama Dinas Koperasi Sulsel akan mencari tahu masalah semua koperasi sakit itu,” ucapnya.
Menurutnya, ada sejumlah hal yang akan dipelajari. Di antaranya, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), modal, dan beberapa hal lain. “Kami akan lakukan klarifikasi masalah dan akan carikan jalan keluarnya,” jelasnya.
Hamid mengatakan, upaya menyehatkan koperasi-koperasi di Sulsel sudah berbuah hasil. “Tahun lalu jumlah koperasi di Sulsel kurang lebih 7.117 unit. Hampir 75 persen sakit ringan dan berat,” katanya.
Saat dilakukan upaya penyehatan dengan cara perbaikan SDM termasuk suntikan modal, beberapa koperasi berangsur-angsur sehat. “Sekarang koperasi yang sehat sudah hampir 40 persen,” sebutnya.
Menurut dia, tahun ini diharapkan jumlah koperasi sehat terus bertambah menjadi 10 persen sampai 15 persen. Sehingga, persentasinya bisa mencapai 50 persen sampai 55 persen. “Kalau yang setengah sakit akan coba disembuhkan,” paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Sulsel M Yamin mengakui akan melakukan sejumlah langkah terkait koperasi sakit tersebut. “Ada langkah penyelamatan termasuk pembengkuan,” jelasnya.
Menurut dia, koperasi yang masih bisa disehatkan, akan dibantu supaya bisa beroperasi. “Kalau yang sudah sakit parah kami minta kepala daerah untuk melikuidasinya,” ucapnya.
Namun menurut Yamin, sebelum ditutup pengurus koperasi diharuskan menyelesaikan utang-piutangnya. “Mereka harus tanggung jawab dan memberaskan urusan utang-piutangnya,” katanya.
Soal besarnya jumlah koperasi sakit di Sulsel, Yamin membatahnya. Dia yakin tidak sebanyak data Dekopoin Sulsel. “Soal pastinya saya tidak bisa sampaikan. Karena datanya di kantor dan saya lagi di luar kantor,” ucapnya.
Sementara itu Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Ilham Alim Bachri mengatakan, kontribusi koperasi terhadap ekonomi tidak terlalu besar. “Dulu koperasi dengan mudah diberikan modal,” jelasnya.
Namun saat ini, pemberian modal sudah lebih selektif terutama dari perbankan. Sehingga, beberapa koperasi mati. “Bank lebih tertarik memberikan pinjaman modal kepada UKM,” pungkasnya. (bro)
()