Februari, Sulsel catat inflasi 0,44%
A
A
A
Sindonews.com - Laju Inflasi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Februari berdasarkan perhitungan harga berbagai komoditi dari empat kota mulai dari Kota Makassar, Kota Parepare, Watampone, serta Palopo, tercatat sebesar 0,44 persen. Dimana harga kelompok bahan makanan masih menjadi salah satu penyumbang terbesar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono mengatakan, sumbangan kelompok bahan makanan masih cukup besar. “Sumbangannya terhadap inflasi Sulsel sebesar 0,56,” jelasnya di Sulawesi, Kamis (1/3/2012).
Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,27 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,72 persen.
Kelompok sandang sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan 0,74 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,06 persen. “Sedangkan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,11 persen,” paparnya.
Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Sulsel (Apindo) Sulsel La Tunreng mengatakan, naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April diikuti dengan kenaikan harga barang. “Mulai dari makanan sampai barang konsumsi lainnya,” jelasnya.
Karena menurut dia, pengusaha akan menghitung biaya distribusi barang dengan harga jualnya. “Semoga pemerintah bisa mengontrol harga agar tidak terlalu tinggi,” pungkasnya. (ank)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono mengatakan, sumbangan kelompok bahan makanan masih cukup besar. “Sumbangannya terhadap inflasi Sulsel sebesar 0,56,” jelasnya di Sulawesi, Kamis (1/3/2012).
Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,27 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,72 persen.
Kelompok sandang sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan 0,74 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,06 persen. “Sedangkan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,11 persen,” paparnya.
Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Sulsel (Apindo) Sulsel La Tunreng mengatakan, naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April diikuti dengan kenaikan harga barang. “Mulai dari makanan sampai barang konsumsi lainnya,” jelasnya.
Karena menurut dia, pengusaha akan menghitung biaya distribusi barang dengan harga jualnya. “Semoga pemerintah bisa mengontrol harga agar tidak terlalu tinggi,” pungkasnya. (ank)
()