Kentang asal Jatim di ekspor ke Singapura
A
A
A
Sindonews.com - Masuknya kentang impor asal China beberapa waktu lalu yang sempat membuat harga kentang lokal sempat terpuruk. Kini para petani kentang di kota Batu, Jawa Timur (Jatim) sedikit bernafas lega setelah berhasil mengekspor kentang ke negara tetangga.
Kemitraan yang dijalin antara Gabungan Kelompok Tani, Bank Indonesia (BI), dan pemerintah kota Batu, Jawa Timur terhadap 27 petani kentang di Desa Sumber Brantas kota Batu ternyata berdampak positif bagi peningkatan mutu dan harga kentang granula di pasaran.
Bahkan, karena kualitas kentang, hasil tanaman petani di kaki gunung Arjuno ini mampu bersaing dengan kentang impor. Sejak awal Maret 2012, kentang hasil tanaman petani yang tergabung dalam kelompok tani mitra arjuna telah mengekspor 35 ton kentang ke Singapura.
"Bibit kentang asal China yang dahulu sempat mengoyahkan harga kentang lokal ternyata kurang bagus untuk ditanam dan dikembangkan di Indonesia," ucap salah seorang petani di Desa Sumber Brantas, Bumi Aji Kota Batu, Mardiono, Sabtu (3/3/2012).
Berbeda dengan kentang jenis granula, pembibitan asal Australia yang mampu menghasilkan kentang berkualitas. Adapun Untuk satu hektare (ha) lahan kentang granula asal Australia ini mampu menghasilkan 25 ton kentang siap ekspor.
Selain hasil panen yang terus meningkat, harga kentang jenis granula ini dalam dua bulan terakhir juga terus membaik. Harga kentang kualitas ekspor di pasar dalam negeri mencapai Rp5 ribu-Rp7 ribu per kilogram (kg).
Sementara itu, keberhasilan mengeskpor kentang hasil tanaman petani di kota Batu, menurut Ketua Gapoktan Mitra Arjuna Luki mengatakan selain pola pembinaan yang dilakukan secara terus menerus juga karena dukungan dana dari BI dan pemerintah Kota Batu.
Dalam tahap awal kentang yang diekspor ke negeri Singa ini mencapai 35 ton setiap bulannya. "Melihat kualitas dan harga kentang hasil tanaman petani di Kota Batu, kami mampu bersaing dengan kentang dari negara lain. Tidak tertutup kemungkinan, jumlah ekspor kentang akan terus meningkat seiring permintaan kentang di pasar internasional yang terus bertambah," ungkapnya. (ank)
Kemitraan yang dijalin antara Gabungan Kelompok Tani, Bank Indonesia (BI), dan pemerintah kota Batu, Jawa Timur terhadap 27 petani kentang di Desa Sumber Brantas kota Batu ternyata berdampak positif bagi peningkatan mutu dan harga kentang granula di pasaran.
Bahkan, karena kualitas kentang, hasil tanaman petani di kaki gunung Arjuno ini mampu bersaing dengan kentang impor. Sejak awal Maret 2012, kentang hasil tanaman petani yang tergabung dalam kelompok tani mitra arjuna telah mengekspor 35 ton kentang ke Singapura.
"Bibit kentang asal China yang dahulu sempat mengoyahkan harga kentang lokal ternyata kurang bagus untuk ditanam dan dikembangkan di Indonesia," ucap salah seorang petani di Desa Sumber Brantas, Bumi Aji Kota Batu, Mardiono, Sabtu (3/3/2012).
Berbeda dengan kentang jenis granula, pembibitan asal Australia yang mampu menghasilkan kentang berkualitas. Adapun Untuk satu hektare (ha) lahan kentang granula asal Australia ini mampu menghasilkan 25 ton kentang siap ekspor.
Selain hasil panen yang terus meningkat, harga kentang jenis granula ini dalam dua bulan terakhir juga terus membaik. Harga kentang kualitas ekspor di pasar dalam negeri mencapai Rp5 ribu-Rp7 ribu per kilogram (kg).
Sementara itu, keberhasilan mengeskpor kentang hasil tanaman petani di kota Batu, menurut Ketua Gapoktan Mitra Arjuna Luki mengatakan selain pola pembinaan yang dilakukan secara terus menerus juga karena dukungan dana dari BI dan pemerintah Kota Batu.
Dalam tahap awal kentang yang diekspor ke negeri Singa ini mencapai 35 ton setiap bulannya. "Melihat kualitas dan harga kentang hasil tanaman petani di Kota Batu, kami mampu bersaing dengan kentang dari negara lain. Tidak tertutup kemungkinan, jumlah ekspor kentang akan terus meningkat seiring permintaan kentang di pasar internasional yang terus bertambah," ungkapnya. (ank)
()