BBM naik, sektor pariwisata akan bertahan

Selasa, 06 Maret 2012 - 08:56 WIB
BBM naik, sektor pariwisata akan bertahan
BBM naik, sektor pariwisata akan bertahan
A A A
Sindonews.com – Pemerintah optimistis rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) April mendatang tidak akan berdampak terhadap target kunjungan wisatawan 2012 sebesar delapan juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 245 juta perjalanan wisatawan Nusantara (wisnus).

“Untuk sementara ini kita tidak akan mengoreksi target pertumbuhan (wisman dan wisnus),” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu di Jakarta, kemarin. Menurut Mari,jika kenaikan BBM jadi direalisasikan April mendatang, tarif transportasi kemungkinan besar memang mengalami kenaikan.

Kalaupun wisman jarak jauh seperti Eropa mengalami penurunan akibat kenaikan biaya transportasi, sebagai penggantinya pemerintah akan memacu kunjungan wisman jarak pendek dari Asia. “Karenanya kita akan intensifkan promosi pariwisata di luar dan mendorong wisata minat khusus,” ucapnya.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, kata Mari, juga tengah membahas program paling tepat untuk mengurangi dampak jangka pendek dari naiknya harga BBM dengan melibatkan Organisasi Angkutan Darat (Organda). Menurut Mari, berbagai opsi yang bisa meringankan angkutan pariwisata juga masuk dalam pembahasan.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaidi menyatakan, kenaikan BBM belum tentu akan mengoreksi angka pertumbuhan wisatawan yang telah ditetapkan. Pasalnya, berdasar sejarah, wisatawan terutama wisatawan domestik selalu bisa menyesuaikan dengan tren kenaikan tersebut. “Biar mahal, mereka tetap jalan terus,” ucapnya kepada Sindo.

Dihubungi terpisah, pengamat pariwisata dari Lembaga Studi Pariwisata Indonesia Kodhyat mengatakan, kenaikan BBM mungkin saja berdampak pada penurunan kegiatan pariwisata, tapi sifatnya hanya sementara. Dia yakin masyarakat Indonesia bisa cepat menyesuaikan.“Masyarakat itu melihat kegiatan wisata sebagai suatu kebutuhan, jadi mereka akan melakukan terus,”tukasnya.

Di sisi lain, Kodhyat juga optimistis pelaku usaha pariwisata semisal biro perjalanan wisata dan hotel bisa bertahan setelah melakukan penyesuaian tarif. Manajer Pengembangan Bisnis PT Destinasi Tirta Nusantara (Panorama Tours) Ricky Setiawanto mengungkapkan, kenaikan BBM mau tidak mau akan memaksa pelaku usaha biro perjalanan wisata melakukan penyesuaian dalam hal biaya atau paket perjalanan wisata.

Hal ini dikhawatirkan akan menurunkan minat wisman terhadap paket wisata ke Indonesia. “Risikonya, mereka bisa beralih ke negara lain yang tarifnya lebih kompetitif, misalnya Thailand dan Malaysia,” ucapnya saat dihubungi di Jakarta kemarin. Pekan ini pihaknya akan berkunjung ke Berlin, Jerman, guna mengetahui respons pasar Eropa atas rencana kenaikan tarif ini.

“Kami akan ketemu dengan mitra-mitra di Berlin. Kami harus bicara dengan mereka karena pasar kami paling besar di sana (Eropa),”tukasnya. Ricky mengaku belum mengetahui berapa persisnya besaran kenaikan tarif perjalanan wisata jika kenaikan BBM jadi direalisasikan April mendatang.

Namun, kemungkinan besar margin pendapatan tahun ini akan menipis lantaran kontrak perjalanan wisata dengan klien umumnya sudah dilakukan sejak tahun lalu. “Otomatis margin akan turun.Kalau agen travel seperti kami memang bisa bertahan karena infrastruktur yang kuat, tapi kasihan travel-travel yang kecil. Akan berat bagi mereka,” tuturnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6032 seconds (0.1#10.140)