Pertumbuhan ekonomi China dipangkas jadi 7,5%
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah China memangkas target pertumbuhan ekonominya menjadi 7,5 persen tahun ini dari target delapan persen yang ditetapkan sebelumnya.
Beijing menjelaskan, langkah revisi tersebut dilakukan guna mencari peluang untuk reformasi ekonomi dan kesejahteraan, sementara memberikan stabilitas menjelang transisi kepemimpinan akhir tahun ini. Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao mengatakan, langkah itu diantisipasi dengan baik oleh investor yang mengharapkan fokus pada penyeimbangan kembali ekonomi sehingga meredakan tekanan harga.
”Tujuan kami adalah untuk mempromosikan pembangunan ekonomi yang stabil dan kuat, menjaga harga tetap stabil serta menjaga terhadap risiko keuangan sehingga jumlah total dana dan pasokan kredit tetap pada tingkat yang sesuai,” ujar Wen dalam pembukaan sidang tahunan National People’s Congress seperti dikutip Reuters, kemarin.
Sesi 2012 merupakan sesi terakhir sebelum penyerahan kekuasaan yang akan dimulai akhir tahun ini dan para pemimpin senior ingin memastikan bahwa negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tumbuh dengan cepat, sekaligus menjaga tidak terjadi kerusuhan sosial. Channel News Asia melaporkan, pertumbuhan ekonomi China tahun lalu sebesar 9,2 persen, melambat dari 10,4 persen pada 2010, karena turbulensi global dan upaya untuk menurunkan tingginya inflasi yang menekan pertumbuhan.
Pemerintah China menyatakan, pemotongan target pertumbuhan ekonomi merupakan pengakuan bahwa ekonomi Negeri Panda sedang mengalami perlambatan akibat dampak krisis utang zona euro yang sedang berlangsung serta lambatnya pemulihan permintaan ekspor dari Amerika Serikat (AS). Sebagian besar ekonom memprediksi pertumbuhan produk domestic bruto (PDB) China sebesar 8–8,5 persen tahun ini.
Ekonom Macquarie Bank di Hong Kong Paul Cavey menilai, biasanya target yang ditetapkan Pemerintah China adalah batas untuk dilampaui. ”Beberapa tahun terakhir, target PDB adalah batas minimum yang harus dicapai. Jadi, saya pikir di jantung pemerintahan China, mereka mengharapkan pertumbuhan sedikit di atas delapan persen,” tuturnya. Sementara,Wen mengungkapkan, target yang sedikit lebih rendah ditujukan guna mempercepat transformasi pola pembangunan ekonomi.
Alasannya, Beijing tengah berusaha mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi untuk mendorong pertumbuhan.” Tujuannya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih tinggi terhadap pembangunan selama periode yang lebih lama,” imbuhnya. Sementara, saat ini China menetapkan target inflasi sebesar empat persen untuk 2012 atau tidak berubah dari tahun lalu, setelah harga konsumen naik sebesar 5,4 persen pada 2011.
Inflasi memiliki potensi untuk memicu kerusuhan di negara yang mempunyai penduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa tersebut, serta merupakan permasalahan bagi stabilitas para pemimpin. Hal tersebut merupakan isu yang sangat sensitif tahun ini menjelang transisi kekuasaan. Lebih lanjut Wen mengutarakan, China akan memperluas permintaan konsumen sebagai prioritas pertama untuk 2012. ”Kami akan memperbaiki kebijakan yang mendorong konsumsi,”paparnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan menyesuaikan distribusi pendapatan, meningkatkan pendapatan kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, serta meningkatkan kemampuan orang untuk konsumsi. China pun masih harus meningkatkan kemampuan militernya untuk memenangkan perang lokal setelah negara tersebut mengumumkan anggaran pertahanan yang akan mencapai USD100 miliar pada 2012 atau naik 11,2 persen pada tahun lalu.
Beijing menjelaskan, langkah revisi tersebut dilakukan guna mencari peluang untuk reformasi ekonomi dan kesejahteraan, sementara memberikan stabilitas menjelang transisi kepemimpinan akhir tahun ini. Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao mengatakan, langkah itu diantisipasi dengan baik oleh investor yang mengharapkan fokus pada penyeimbangan kembali ekonomi sehingga meredakan tekanan harga.
”Tujuan kami adalah untuk mempromosikan pembangunan ekonomi yang stabil dan kuat, menjaga harga tetap stabil serta menjaga terhadap risiko keuangan sehingga jumlah total dana dan pasokan kredit tetap pada tingkat yang sesuai,” ujar Wen dalam pembukaan sidang tahunan National People’s Congress seperti dikutip Reuters, kemarin.
Sesi 2012 merupakan sesi terakhir sebelum penyerahan kekuasaan yang akan dimulai akhir tahun ini dan para pemimpin senior ingin memastikan bahwa negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tumbuh dengan cepat, sekaligus menjaga tidak terjadi kerusuhan sosial. Channel News Asia melaporkan, pertumbuhan ekonomi China tahun lalu sebesar 9,2 persen, melambat dari 10,4 persen pada 2010, karena turbulensi global dan upaya untuk menurunkan tingginya inflasi yang menekan pertumbuhan.
Pemerintah China menyatakan, pemotongan target pertumbuhan ekonomi merupakan pengakuan bahwa ekonomi Negeri Panda sedang mengalami perlambatan akibat dampak krisis utang zona euro yang sedang berlangsung serta lambatnya pemulihan permintaan ekspor dari Amerika Serikat (AS). Sebagian besar ekonom memprediksi pertumbuhan produk domestic bruto (PDB) China sebesar 8–8,5 persen tahun ini.
Ekonom Macquarie Bank di Hong Kong Paul Cavey menilai, biasanya target yang ditetapkan Pemerintah China adalah batas untuk dilampaui. ”Beberapa tahun terakhir, target PDB adalah batas minimum yang harus dicapai. Jadi, saya pikir di jantung pemerintahan China, mereka mengharapkan pertumbuhan sedikit di atas delapan persen,” tuturnya. Sementara,Wen mengungkapkan, target yang sedikit lebih rendah ditujukan guna mempercepat transformasi pola pembangunan ekonomi.
Alasannya, Beijing tengah berusaha mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi untuk mendorong pertumbuhan.” Tujuannya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih tinggi terhadap pembangunan selama periode yang lebih lama,” imbuhnya. Sementara, saat ini China menetapkan target inflasi sebesar empat persen untuk 2012 atau tidak berubah dari tahun lalu, setelah harga konsumen naik sebesar 5,4 persen pada 2011.
Inflasi memiliki potensi untuk memicu kerusuhan di negara yang mempunyai penduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa tersebut, serta merupakan permasalahan bagi stabilitas para pemimpin. Hal tersebut merupakan isu yang sangat sensitif tahun ini menjelang transisi kekuasaan. Lebih lanjut Wen mengutarakan, China akan memperluas permintaan konsumen sebagai prioritas pertama untuk 2012. ”Kami akan memperbaiki kebijakan yang mendorong konsumsi,”paparnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan menyesuaikan distribusi pendapatan, meningkatkan pendapatan kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, serta meningkatkan kemampuan orang untuk konsumsi. China pun masih harus meningkatkan kemampuan militernya untuk memenangkan perang lokal setelah negara tersebut mengumumkan anggaran pertahanan yang akan mencapai USD100 miliar pada 2012 atau naik 11,2 persen pada tahun lalu.
()