Kenaikan BBM beratkan nelayan
A
A
A
Sindonews.com - Kebijakan pemerintah pusat yang berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada April 2012, dipastikan akan memberatkan penghasilan para nelayan di Sulawesi Selatan (Sulsel). Terlebih, anomali cuaca yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah mengakibatkan penghasilan nelayan ikan tangkap di daerah ini mengalami penurunan yang sangat drastis.
"Kalau kenaikan BBM ini diberlakukan, pasti dampaknya akan sangat besar ke nelayan. Apalagi dengan anomali cuaca yang seperti sekarang ini," ucap Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel Johannes Tango, Selasa (6/3/2012).
Johannes menyebutkan, kondisi nelayan juga diperparah dengan harga ikan tuna yang ada sekarang harganya menurun drastis. Jika dulu harga per ekornya mencapai Rp400.000, kini hanya Rp125.000 per ekornya.
Sementara dari segi modal yang dikeluarkan dalam sekali melaut, akan mengalami penambahan dengan naiknya harga BBM.
Dia menjelaskan, untuk kapal nelayan besar yang menggunakan mesin 50 PK, membutuhkan 10 liter solar dalam satu jam melaut. Sedangkan dalam per harinya, para nelayan membutuhkan 12 jam melaut.
"Bagaimana kalau mereka hanya mendapat satu basket ikan. Berapa keuntungan mereka? Sementara, itu ada beberapa nelayan di dalamnya. Tentu akan berpengaruh ke penghasilan mereka," bebernya.
Johannes pun berharap, kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut tidak diberlakukan khusus untuk nelayan kecil. Sehingga penghasilan mereka bisa bertambah.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, rencana kenaikan BBM dipastikan akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok dan biaya transportasi di daerah ini.
Sementara itu, total biaya produksi biaya perikanan di tahun 2012 ini, diprediksi mencapai lebih dari Rp1,3 triliun. Nilai pembiayaan tersebut sudah termasuk biaya produksi seperti penyediaan benih udang (benur), pakan dan pendukung produksi lainnya. (ank)
"Kalau kenaikan BBM ini diberlakukan, pasti dampaknya akan sangat besar ke nelayan. Apalagi dengan anomali cuaca yang seperti sekarang ini," ucap Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel Johannes Tango, Selasa (6/3/2012).
Johannes menyebutkan, kondisi nelayan juga diperparah dengan harga ikan tuna yang ada sekarang harganya menurun drastis. Jika dulu harga per ekornya mencapai Rp400.000, kini hanya Rp125.000 per ekornya.
Sementara dari segi modal yang dikeluarkan dalam sekali melaut, akan mengalami penambahan dengan naiknya harga BBM.
Dia menjelaskan, untuk kapal nelayan besar yang menggunakan mesin 50 PK, membutuhkan 10 liter solar dalam satu jam melaut. Sedangkan dalam per harinya, para nelayan membutuhkan 12 jam melaut.
"Bagaimana kalau mereka hanya mendapat satu basket ikan. Berapa keuntungan mereka? Sementara, itu ada beberapa nelayan di dalamnya. Tentu akan berpengaruh ke penghasilan mereka," bebernya.
Johannes pun berharap, kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut tidak diberlakukan khusus untuk nelayan kecil. Sehingga penghasilan mereka bisa bertambah.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, rencana kenaikan BBM dipastikan akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok dan biaya transportasi di daerah ini.
Sementara itu, total biaya produksi biaya perikanan di tahun 2012 ini, diprediksi mencapai lebih dari Rp1,3 triliun. Nilai pembiayaan tersebut sudah termasuk biaya produksi seperti penyediaan benih udang (benur), pakan dan pendukung produksi lainnya. (ank)
()