Ironis, subsidi pupuk justru turun Rp2,98 T

Kamis, 08 Maret 2012 - 11:10 WIB
Ironis, subsidi pupuk justru turun Rp2,98 T
Ironis, subsidi pupuk justru turun Rp2,98 T
A A A
Sindonews.com - Kendati besaran subsidi dalam APBNP 2012 membengkak hingga Rp64,3 triliun, namun sebagian besar kenaikan subsidi dialokasikan untuk subsidi BBM dan listrik. Sebaliknya, untuk subsidi pupuk dan benih untuk petani, pemerintah dalam APBNP 2012 justru menurunkan besarannya.

Jika dalam APBN 2012 subsidi pupuk dialokasikan sebesar Rp16,94 triliun, di APBNP 2012 jumlahnya turun 17,6 persen atau Rp2,98 triliun menjadi Rp13,9 5 triliun. Sedangkan untuk subsidi benih jika sebelumnya dalam APBN 2012 dipatok sebesar Rp279,9 triliun, dalam APBNP 2012 turun 53,7 persen atau Rp150,4 miliar menjadi Rp129,5 triliun.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan semua uang tersedot untuk subsidi minyak, yang jumlahnya sudah mendekati 20 persen dari APBN.

"Kalau kita membiarkan minyak atau ICP melebihi USD 120 semua dana APBN kita tersedot untuk subsidi dan dana tersebut dinikmati oleh masyarakat yang relatif mampu. Maka kita sama saja tidak menyediakan dana yang cukup untuk pendidikan, bangun rumah sakit, infrastruktur, irigasi pertanian," ucapnya kemarin.

Lebih rendahnya alokasi subsidi pupuk dan benih dalam APBNP 2012 karena melihat rendahnya realisasi penyaluran pupuk bersubsidi dan volume subsidi benih pada tahun-tahun sebelumya. Khusus untuk subsidi pupuk penurunan yang terjadi terlihat cukup signifikan dari APBNP 2011 lalu yang tercatat sebesar Rp18,8 triliun.

Pemerintah tampaknya memang tengah fokus untuk mengurus kebijakan soal BBM yang harus dinaikan lantaran melonjaknya harga minyak dunia.

Hatta menambahkan langkah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi adalah semata-mata untuk menyelamatkan perekonomian bangsa. Menurutnya, jika langkah menaikkan harga BBM bersubsidi tidak dilakukan maka akan berisiko pada pertumbuhan ekonomi bangsa.

Namun, jika dilihat lebih cermat, pengalihan subsidi BBM tersebut nyatanya juga tak banyak teralihkan ke sektor lainnya yang lebih membutuhkan. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0341 seconds (0.1#10.140)